"Itu fenomena biasa, di daerah sekitar ada yang memiliki sungai di bawah tanah, seperti beberapa kota di Solo," kata ahli hidrologi Universitas Padjadjaran (Unpad) Chay Asdak kepada detikcom, Senin (5/7/2010).
Chay menuturkan, kawasan makam yang berada di Jalan Kramat V, Cikini, tak jauh dari Jl Inspeksi Kali Ciliwung, tersebut termasuk pada daerah keluaran air tanah (discharge).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Air di makam yang dikeramatkan itu memancar setelah pengerukan sedalam 4 meter. Chay memperkirakan, air keluar meski pengerukan tak dalam karena musim hujan yang masih mengguyur kawasan Jakarta. Hal ini menyebabkan serapan air ke dalam tanah.
Besaran air yang keluar lebih disebabkan oleh debit air yang tertahan di dalam tanah dan juga kedalamannya.
Mengenai kualitas air, Chay enggan menebaknya. "Harus ada pengujian dari laboratorium untuk memastikan apakah air itu layak dikonsumsi atau tidak meski air tanah selalu terlihat bening," kata Chay.
Akhir pekan lalu makam Habib Abdurrahman bin Abdullah Al Habsyi dibongkar. Tempat bekas makam itu rencananya akan dibangun gedung bertingkat.
Setelah tanah makam dikeruk, tiba-tiba saja ada air yang keluar. Warga sekitar lokasi ramai-ramai menyerbu lokasi dan mengambil air tersebut untuk mandi, minum, dan lainnya. Warga malah meyakini air tersebut bisa menyembuhkan penyakit dan baik untuk kesehatan.
(ahy/nrl)