Gerilya Politik Sang Mantan Deputi BIN

Gerilya Politik Sang Mantan Deputi BIN

- detikNews
Jumat, 02 Jul 2010 07:10 WIB
Jakarta - Mantan Deputi BIN Muchdi Pr masuk dalam bursa pemilihan Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah. Ia akan bersaing dengan Ketua PP Muhammadiyah saat ini, Din Syamsuddin, mantan Mendiknas Bambang Sudibyo dan sejumlah nama lain seperti AM Fatwa dan Dahlan Rais.

Langkah Muchdi ini dinilai cukup mengejutkan. Apalagi saat ini Muchdi masih menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Partai Gerindra.

Muchdi masuk bursa calon PP melalui jalur pencak silat binaan Muhammadiyah, Tapak Suci. Sejak tahun 1963 Muchdi memang sudah aktif dalam olahraga ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pencalonan Muchdi pun menimbulkan pertentangan sana-sini. Kasus pembunuhan Munir menjadi salah satu batu ganjalan untuk Muchdi.

"Walaupun tidak terbukti bersalah dalam kasus Munir, nama Muchdi sudah sangat jelek di kalangan aktivis dan LSM. Jika memilih Muchdi menjadi ketua umum, ini jadi kado terburuk 100 tahun Muhammadiyah," ujar pengamat politik Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanudin Muhtadi kepada detikcom, Kamis (1/7/2010).

Sementara itu Kepala Divisi Hukum, Politik dan HAM Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Edwin Partogi, meminta Muhammadiyah untuk mempertimbangkan masa lalu Muchdi.

"Kami ingin mengingatkan agar kawan-kawan Muhammadiyah mempertimbangkan track record-nya," kata diaย  di Jakarta.

Pembelaan datang dari pengacara Muchdi, Mahendradatta. Ketua Dewan Pembina Tim Pembela Muslim (TPM) itu meminta agar lebih mengedepankan fakta hukum dan bukan opini publik dalam kasus Munir. Mahendra menilai tuduhan tersebut sama sekali tidak berdasar dan hanya untuk menjegal Muchdi.

"Kasus itu sudah selesai. Hingga tingkat MA, Muchdi Pr dinyatakan tidak bersalah. Jangan pakai opini dong," ujar Mahendra saat dihubungi detikcom.

(rdf/ahy)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads