Terpaksa Utang dan Isi Amplop Untuk Ambil Buku Rapor

Terpaksa Utang dan Isi Amplop Untuk Ambil Buku Rapor

- detikNews
Sabtu, 26 Jun 2010 16:06 WIB
Pekanbaru - Kenaikan nilai uang tunjangan guru di Pekanbaru yang lumayan besar ternyata tidak menjamin sirnanya aksi pungutan di sekolah. Buktinya, pada pembagian rapor tahun ajaran 2009-2010 ini, sejumlah sekolah di Pekanbaru tetap memungut sumbangan dari wali murid

Seluruh sekolah berbagai tingkatan di Pekanbaru  membagikan rapor kepada murid-muridnya, Sabtu (26/06/2010). Beberapa pengelola SD,SMP dan SMA kedapatan meminta sumbangan kepada wali murid yang datang untuk mengambil rapor putra dan putrinya. Walaupun dengan embel-embel sumbangan sukarela, tetap saja ada nilai nominal yang ditetapkan.

Misalnya saja SD 005 di Jl Pontianak, Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru yang merupakan salah satu sekolah favorit. Sebelum mulai membagikan buku rapor pihak sekolah menawarkan membeli bibit tanaman buah-buahan. Satu bibit kecil tanaman jenis mangga, manggis atau lainnya dibandrol Rp 50 ribu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Katanya sih untuk penghijauan dan sifatnya sukarela, jadi tidak dipaksa. Tetapi sebelum pembagian rapor, orangtua harus mengabsen kepada seorang guru dan memberi uang sumbangan tanaman. Setelah itu, baru orangtua dapat menghadap wali kelas untuk mengambil rapor. Kepada wali kelas, orangtua murid juga masih diminta sumbangan sukarela. Kalau kami tidak mau memberi, tidak enak hati karena seluruh orangtua murid memberi,” kata seorang wali murid yang enggan disebutkan namanya dalam perbincangan dengan detikcom.

Uang pecahan Rp 50 ribu bagi wali murid yang berkantong tebal mungkin tidak masalah. Namun bagi orangtua murid yang penghasilannya pas-pasan, tentulah pungutan yang dilakukan pihak sekolah cukup membenani.

“Saya hanya penarik ojek, uang sebesar itu cukup memberatkan saya. Ini belum lagi anak saya yang duduk di SMP yang sekolahnya juga meminta uang sumbangan. Tadi saya harus mengutang dulu agar mendapatkan rapor anak saya,” kata wali murid lainnya.

Pengungutan dengan dalih iklas juga dilakukan di SMP 4 Jl Utomo, Kecamatan Lima Puluh Kota, Pekanbaru. Para wali murid saat mengambil rapor anaknya diminta untuk memberikan memasukkan uang sumbangan ke dalam amplop sudah disediakan pihak sekolah.

Amplop yang disediakan pihak sekolah sudah distempel dengan nama kelas. Jadi walikelas nantinya dengan mudah memantau nilai sumbangan yang diberikan para orangtua murid.

“Kita tinggal mengisi amplop kosong yang disediakan pihak sekolah. Bilangnya sih tidak paksaan, tapi tetap saja seakan mengharuskan kepada kita. Kalau tidak memberi, kita khawatir ada tekanan ke anak kita,” ungkap salah seorang wali murid SMP 4 Pekanbaru.

(cha/lh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads