Seluruh sekolah berbagai tingkatan di Pekanbaru membagikan rapor kepada murid-muridnya, Sabtu (26/06/2010). Beberapa pengelola SD,SMP dan SMA kedapatan meminta sumbangan kepada wali murid yang datang untuk mengambil rapor putra dan putrinya. Walaupun dengan embel-embel sumbangan sukarela, tetap saja ada nilai nominal yang ditetapkan.
Misalnya saja SD 005 di Jl Pontianak, Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru yang merupakan salah satu sekolah favorit. Sebelum mulai membagikan buku rapor pihak sekolah menawarkan membeli bibit tanaman buah-buahan. Satu bibit kecil tanaman jenis mangga, manggis atau lainnya dibandrol Rp 50 ribu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Uang pecahan Rp 50 ribu bagi wali murid yang berkantong tebal mungkin tidak masalah. Namun bagi orangtua murid yang penghasilannya pas-pasan, tentulah pungutan yang dilakukan pihak sekolah cukup membenani.
“Saya hanya penarik ojek, uang sebesar itu cukup memberatkan saya. Ini belum lagi anak saya yang duduk di SMP yang sekolahnya juga meminta uang sumbangan. Tadi saya harus mengutang dulu agar mendapatkan rapor anak saya,” kata wali murid lainnya.
Pengungutan dengan dalih iklas juga dilakukan di SMP 4 Jl Utomo, Kecamatan Lima Puluh Kota, Pekanbaru. Para wali murid saat mengambil rapor anaknya diminta untuk memberikan memasukkan uang sumbangan ke dalam amplop sudah disediakan pihak sekolah.
Amplop yang disediakan pihak sekolah sudah distempel dengan nama kelas. Jadi walikelas nantinya dengan mudah memantau nilai sumbangan yang diberikan para orangtua murid.
“Kita tinggal mengisi amplop kosong yang disediakan pihak sekolah. Bilangnya sih tidak paksaan, tapi tetap saja seakan mengharuskan kepada kita. Kalau tidak memberi, kita khawatir ada tekanan ke anak kita,” ungkap salah seorang wali murid SMP 4 Pekanbaru.
(cha/lh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini