Burung-burung yang dilepaskan itu diharapkan bisa membawa keberhasilan dalam pekerjaan. Andi (40), salah seorang jemaat, melepaskan 108 ekor burung ke angkasa dengan harapan mendapatkan kesuksesan kerja.
"Katanya angka baiknya segitu. Ituย buat buang sial dan agar sukses kerjaan," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Biar kita untung. Nanti juga kalau udah lepas burung kita ga boleh makan dagingnya," ungkapnya.
Tradisi lepas burung ini tidak disia-siakan oleh sejumlah orang untuk menangguk rezeki. Mereka sengaja berjualan burung di sekitar Vohara Dharma Bhakti.
Yudi (32), salah satu pedagang burung, mengaku mendapatkan untungย berlipat ganda. "Hari biasa kadang cuma dapet Rp 100 ribu atau nggak sama sekali. Tapi saat ini udah dapet Rp500 ribu," kisah Yudi.
Menurut Yudi, melepas burung memang sudah menjadi tradisi yang dilakukan umat Buddha pada Hari Waisak. Karena itulah hari ini dia membawa persediaan burung sampai 1000 ekor.
"Biasanya cuma 200 ekor," ujarnya.
Hal yang sama dituturkan Hartono (55), pedagang burung lainnya. Hartono menjual empat macam burung, yakni gelatik, tekukur, merpati, dan burung gereja. Dari keempat jenis itu, burung gereja paling banyak dibeli.
"Harganya cuma seribu rupiah, jadi laku banyak. Kalau burung jenis lain lebih mahal, jadi kurang laku," jelas dia.
(djo/djo)