Kebanyakan Pil Anjing, Pria di Grogol Dipasung 2 Tahun

Kebanyakan Pil Anjing, Pria di Grogol Dipasung 2 Tahun

- detikNews
Kamis, 27 Mei 2010 10:43 WIB
Jakarta - Akibat pergaulan bebas. Mungkin itulah gambaran yang tepat bagi seorang ayah yang harus rela menghabiskan hidup 2 tahun dalam pasungan lantaran kegemarannya mengkonsumsi pil anjing.

Berawal dari kehidupan Supriyanto (30) yang bermain-main dengan dunia hitam obat-obatan terlarang sekitar 8 tahun yang lalu. Tak hanya fisiknya yang terganggu, kejiwaannya pun kacau.

Dikisahkan sang ibu Mintarmi (66), warga Jl Semeru Raya Tambunan Grogol No 117 RT 06 RW 10 Jakarta ini semakin parah kejiwaannya sejak 2 tahun terakhir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mulai kelihatan ada gangguan itu 5 tahun lalu waktu bapaknya meninggal. Jadi sering bengong dan ngamuk-ngamuk sendiri," tutur Mintarmi ketika ditemui detikcom di kediamannya, Rabu (26/5/2010).

Sementara kebiasaan meminum pil anjing sendiriย  menurut Mintarmi sudah dilakukan anaknya sejak masih duduk di bangku sekolah. "Dari sekolah sudah minum pil anjing. Dikasih tahu tidak mau berhenti,"
kisahnya.

Tak hanya sekedar pil anjing, aneka minuman beralkohol pun ditenggaknya kala meminum obat tersebut. "Memang tabiatnya begitu," ujarnya sedih.

Yang lebih parah, putra kedua dari 4 bersaudara itu tetap meng konsumsi pil anjing pada saat ayahnya berpulang. "Waktu bapaknya meninggal Yanto begitu biasanya ibunya memanggil masih sempat-sempatnya minum pil anjing. Makanya tahu bapak meninggal juga cuek-cuek saja," tutur wanita yang seluruh rambutnya telah memutih ini.

Namun 2 bulan berselang pasca sepeninggal sang ayah, perilaku Yanto mendadak berubah. Tak hanya mabuk, setiap masuk rumah ayah satu anak ini langsung menghujamkan bogem mentah ke semua objek yang ada di depannya. Tak terkecuali Mintarmi, ibunya sendiri.

"Dari televisi, tembok sampai saya pun ikut jadi sasaran bogemnya," ucap Mintarsih.

Tahun demi tahun berlalu, Yanto pun semakin sering kumat. Hingga tahun 2008 lalu sang ibu memutuskan memasungnya.

"Takut saya. Bisa-bisa banyak korban bukan hanya keluarga kalau dibiarkan," ujarnya.

Sepetak ruang di lantai atas rumah Mintarsih pun dijadikan tempat pemasungan Yanto. "Sebenarnya tidak tega dipasung begitu. Tapi bagaimana lagi," kisahnya.

Selama hidup dalam pasungan, kejiwaaan Yanto yang memang sudah tidak normal semakin menjadi. Tak jarang ia mengerang keras-keras, memukul-mukul tembok.

"Sering sekali mengerang keras. Hampir seperti menggonggong. Dan kalau malam sering mukul-mukul. Sampai tidak enak ke tetangga," cerita Mintarsih.

Sang ibu bukan tak pernah mengupayakan pengobatan anaknya. Berkali-kali Yanto kabur setiap di RSJ. Dan alasan kaburnya selalu tidak ada pil anjing di RSJ.

"Anak saya sudah pernah dirawat di RSJ Cengkareng setahun. Kabur nyari pil anjing lagi. Masuk lagi kabur lagi. Sampai akhirnya saya pasrah," keluhnya.

Kini Supriyanto kembali menjalani perawatan di RSJ Grogol. Bekas pasungan beserta rantainya masih ada di rumahnya. Sang ibu hanya bisa berharap anaknya sembuh dan hidup normal.

"Tadi sore ada orang Dinas Sosial atau kelurahan saya kurang hapal tapi bawa anak saya ke RSJ Grogol. Saya sih pasrah saja," tandasnya.
(dip/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads