Setidaknya demikian disebutkan dalam buku Babad Betawi karya budayawan Ridwan Saidi. Buku itu dikutip Wagub Prijanto dalam pertemuan dengan seluruh walikota, camat dan kepala dinas wilayah DKI Jakarta, di Gedung Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Rabu (26/5/2010).
Hadir dalam acara itu sejumlah orang yang terlibat dalam pemindahan jenazah 12 habib dari TPU Dobo di Koja ke TPU Samper.
"Sejarah mencatat Hasan Al Haddad bukan Mbah Priok," tegas dia.
Prijanto mengutip bahwa nama sebenarnya dari Mbah Priok sangat samar. Tetapi tokoh itu juga dikenal dengan nama Abah Item dan Mbah Ireng yang adalah seorang penghulu sekaligus pembuat periuk nasi.
"Dipanggil Mbah Priok karena dia sehari-hari membuat periuk nasi. Nama itu sudah ada sejak tahun 1500-an," papar Prijanto.
Perlu diketahui bahwa pihak penguasa lahan makam Mbah Priok di Koja yang bersengketa dengan pengelola terminal peti kemas Tanjung Priok punya versi berbeda. Mereka yakin nama asli Mbah Priok adalah Hasan Al Haddad, seorang ulama asal Palembang yang ikut menyebarkan ajaran Islam di Pulau Jawa.
(lh/nrl)