"Tidak benar jika dia adalah penyiar agama Islam di Jawa atau Betawi. Dia itu cuma ABK kapal Palembang," ujar Rizal pada detikcom, Kamis (20/5/2010)
Rizal menjelaskan, Mbah Priok atau Habib Hasan Al Haddad adalah ABK Kapal Palembang yang hendak ziarah ke makam Habib Husain Alaydrus (penyiar agama di Jakarta) di Batam, dan ke Makam Wali Songo. Rute yang ditempuh Mbah Priok adalah Palembang-Bangka Belitung-Batavia. Namun belum sampai di Batavia, Mbah Priok meninggal dunia.Β
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari Pondok Dayung, makam Mbah Priok lalu dipindahkan ke TPU Dobo. Tahun 1997 makamnya dipindahkan ke Semper, Jakarta Utara.
"Dari saksi-saksi ketika penggusuran makam itu tahun 1997, makam Mbah Priok itu juga turut dipindahkan di Semper. Sehingga sampai sekarang, kemungkinan besar masih di Semper," cerita sarjana Sejarah UI ini.
Menurut Rizal, makam di Koja hanya petilasan saja dan dibangun pada tahun 1999.
"Ada fakta sejarah yang perlu diluruskan. Buat masyarakat kita, letak makamnya di mana, mau di TPU Semper atau di Koja, itu asal ada petilasanya saja itu orang bisa dikeramatkan. Apalagi Mbah Priok itu sejarahnya fiktif semua," jelasnya.
Rizal juga membenarkan data PMI yang menyebutkan jika Mbah Priok meninggal tahun 1927, dan bukan 1756. Hal ini mematahkan klaim sekelompok orang yang mengaku sebagai ahli warisnya, yang saat ini menetap di Koja.
(gun/nrl)