"Susah-susah gampang. Harus bener. Salah satu mili (milimeter-mm), bisa enggak jadi," ucap Deni di arena Lomba SMK Se-Indonesia di PRJ Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (14/5/2010).
Deni hanya satu dari ratusan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang tengah unjuk kebolehan di PRJ Kemayoran. Berbagai kelompok pekerjaan dipertontonkan seperti teknik bangunan, mengelas (welding), mencetak alat produksi (CNC miling), sekretaris, perhotelan, kecantikan, dan tata rias. Semua tampak tekun mengerjakan satu persatu, detail dan rapih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kehadiran Slamet dan berbagai juri lain dari dunia industri menunjukan lulusan SMK benar-benar siap kerja. Tak heran, sistem penilaian menggunakan standar kerja industriΒ bukan kurikulum sekolah.
"Kami diminta menilai sesuai standar kerja ditempat kami. Jadi kalau salah ya kita kasih catatan (penilaian) seperti kerja saja," imbuh Khumaedi, juri dari PT Oto Car Indonesia.
Etos kerja dan semangat itulah yang ingin ditunjukan siswa SMK. Yakni kesiapan memasuki dunia industri dengan bekal ketrampilan standar kerja profesional. Seperti yang diturkan Rudi, salah seorang peserta
dari Kalimantan.
"Ingin langsung kerja. Buat mbantu adik-adik saya. Adik-adik saya banyak, enggak bisa meneruskan kuliah," ucap Rudi saat istirahat kelelahan.
(Ari/gah)