Upacara peringatan proklamasi RMS tersebut berlangsung di Venesluis, Hoogeveen, Belanda, diwarnai dengan parade militer dan pengibaran bendera RMS warna biru-putih-hijau-merah.
Sebelumnya presiden RMS, John Wattilete, kepada media setempat menyatakan bahwa pihaknya siap untuk berdialog dengan pemerintah Indonesia. "Asal saja dalam suasana tanpa tekanan," ujar Wattilete.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wattilete, seorang advokat, adalah presiden RMS pertama dari generasi kedua dalam pengasingan di Belanda dan dikenal bervisi lebih pragmatis daripada para pendahulunya.
Wattilete berpendapat bahwa Maluku Merdeka tidak lagi prioritas absolut. Meskipun kemerdekaan masih tetap sebagai tujuan utama, namun pihaknya bisa menerima otonomi khusus seperti Aceh.
Menanggapi pernyataan Wattilete, Dubes RI J.E. Habibie menyambut baik pengesampingan cita-cita negara Maluku Merdeka tersebut dan menegaskan kembali bahwa Maluku saat ini sudah otonom.
(es/es)