Kementerian Perhubungan (Kemhub) menjamin Teeza tetap bisa berkarier di Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) yang dikelolanya pasca kecelakaan itu.
"Pasti setelah sembuh ada kebijakan dari kepala STPI. Tidak harus praktek (terbang), kan masih ada kelas teori. Kemampuannya masih bisa bermanfaat," kata Kepala Puskom Publik Kemhub Bambang S Ervan saat dihubungi detikcom, Rabu (21/4/2010).
Β
Bambang menceritakan, dalam khazanah sekolah penerbang pernah terjadi insiden serupa. Salah seorang siswa STPI mengalami kecelakaan dan gagal menjadi pilot. Si siswa itu lantas ditempatkan sebagai inspektur bukan sebagai instruktur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Teeza Ariaputra merupakan salah satu pelatih calon pilot di STPI. Dunia penerbangan bukanlah hal asing baginya. Nyaris semua keluarganya berkarier di bidang penerbangan, seperti sang ayah yang menjadi pilot dan adik-adiknya sebagai pramugari.
Insiden pesawat latih menabrak pengendara motor terjadi pada Senin 19 April pagi. Kala itu pesawat yang dikemudikan siswa STPI, Supaska Afdillah, dan didampingi instruktur Teeza Ariaputra, hendak mendarat. Tiba-tiba saja meluncur motor yang dikemudikan Yopie Hermawan dan Azumar. Motor itu melintasi runway setelah melewati pagar pembatas bandara yang dijebol warga untuk mencari jalur alternatif yang lebih singkat.
Sayap pesawat mengenai biker sehingga pilot kehilangan kendali. Pesawat oleng, lalu jatuh. Kedua biker tewas, sedangkan Supaska dan Teeza luka parah. Bahkan Teeza harus kehilangan kakinya. Hingga Selasa (20/4) malam, Teeza belum sadarkan diri. Dia masih dirawat di RS Siloam Hospitals, Karawaci, Tangerang. (Ari/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini