"Mesin nomor 2 (RH) dalam keadaan tidak aktif (idle power) pada saat mendekati dan mendarat di HKIA, dan mesin nomor 1 (LH) tetap beroperasi dengan 70 persen dari kekuatan maksimumnya dan tidak bergerak pada tingkat tersebut," ujar Manager Maintenance Support dari Engineering Department maskapai penerbangan Cathay Pacific, Dennis Hui, dalam rilis yang diterima detikcom, Rabu (14/4/2010).
Dennis mengatakan, matinya dua mesin pesawat tersebut diketahui setelah dilakukan investigasi lebih lanjut mengenai data penerbangan CX780 dan mewawancarai awak kabin. Dan hasilnya memperlihatkan dengan jelas bahwa aspek tersebut adalah penyebab insiden ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sehingga pesawat tersebut mendarat pada kecepatan sekitar 230 knots yang lebih tinggi dari kecepatan normal pesawat ini sebesar 135 knots," tuturnya.
Dikatakan Dennis, pesawat tersebut memang mendarat pada posisi yang tepat di runway (landasan), namun karena kecepatan yang tinggi pesawat harus mengerem dengan keras dengan menggunakan daya dorong sebaliknya dari mesin yang beroperasi agar pesawat dalam posisi berhenti.
"Kecepatan tinggi dan pengereman dengan energi tinggi tersebut menyebabkan rem yang sangat panas, ban mengempes dan laporan dari Fire Services Department di luar pesawat mengatakan terlihat percikan api dan asap pada roda pendaratan," jelasnya.
Meskipun penyebab pesawat mendarat darurat telah diketahui, namun investigasi Civil Aviation Department masih terus dilakukan untuk mengetahui penyebab malfungsi mesin pesawat tersebut.
Dia mengatakan bahwa Cathay Pacific telah memobilisasi 40 kepala departemen untuk melakukan Crisis Management Centre dan mengerahkan 50 anggota "care team", termasuk yang berbahasa Indonesia, untuk mendampingi penumpang yang terluka ke rumah sakit dan membantu bagasi serta penerbangan lanjutan mereka.
Perusahaan kini memberikan refund tiket kepada seluruh penumpang dan memberikan penerbangan regional gratis.
(nvc/rdf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini