"RPP tentang pengendalian tembakau harus dipercepat. Ini adalah contoh kasusnya. Anak-anak itu tahu dari iklan berlebihan," kata Mantan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kartono Muhammad, kepada detikcom, Kamis (1/4/2010) malam.
Menurut Kartono, berdasarkan penelitian UI, sejumlah anak-anak yang merokok diketahui berasal dari iklan. Selain itu, ada juga perokok yang dipengaruhi oleh teman-temannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak hanya itu, perokok anak-anak juga bisa ditimbulkan oleh penjualan rokok ketengan. Bahkan, sebagian anak ada yang memperoleh rokok dari acara-acara musik yang disponsori perusahaan rokok dengan pembagian sampel gratis.
"Kalau ada konser itu kan suka ada pembagian sampel rokok. Yang datang kan umumnya anak-anak dan remaja. Sekali mereka dapat itu gratis nanti kecanduan ya sudah," jelasnya.
Dengan demikian, ia meminta draf RPP Pengendalian Tembakau yang memperketat iklan rokok dan penjualannya disahkan segera. Hal ini penting untuk mencegah kasus mirip SW di daerah lainnya.
"Peran orang tua bisa mencegah itu. Tapi peran pemerintah harus membuat ketentuan yang memperketat iklan dan penjualan. Salah satunya RPP Tembakau," tutupnya.
SW menjadi perbincangan di internet sejak video yang menunjukkan bocah itu merokok dan berbicara cabul muncul di Youtube. Namun kini, video itu sudah diblokir karena dianggap melanggar aturan penggunaan.
Di video itu, SW terlihat sangat 'jago' menghisap rokok. Bocah itu juga bisa membuat kepulan asap rokok berbentuk cincin. SW juga menjawab pertanyaan sejumlah orang dewasa yang merekamnya dengan kata-kata tidak senonoh. Orang-orang dewasa di sekitarnya terdengar tertawa terbahak-bahak.
(mad/mad)