Seperti video yang sempat beredar di Youtube, SW sering ditanggap orang dewasa untuk merokok dan berbicara cabul. Menurut Rais (50), tetangga SW, bocah ini merekam perbincangan di lingkungannya yang merupakan daerah pekerja informal, mulai tukang parkir sampai tambal ban.
"Perilakunya karena bergaul dengan orang dewasa. Mau bagaimana lagi, namanya juga anak kecil," kata Rais di Jalan Nusakambangan, Kota Malang, saat ditemui detikcom, Kamis (1/4/2010).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal senada juga disampaikan Hari (30), salah satu pekerja usaha ban mobil di dekat rumah SW. Setahu dia, SW sudah berperilaku demikian sejak pertama kali dikenal Hari.
"Datang ke sini biasanya langsung meminta rokok. Kalau tidak diberi marah dan bicara kotor," ungkapnya.
Hari mengaku tak pernah mengajarkan bicara kotor kepada SW. Bahkan, dirinya
sampai saat ini bertanya-tanya siapa yang merubah SW menjadi seperti sekarang. Namun diakuinya, sifat SW yang suka merokok dan bicara kotor, malah dianggap lucu oleh orang dewasa di sekitarnya.
"Terus terang banyak yang melihat sikap atau bicara SW itu lucu dan membuat tertawa.
Karena itu sering kali banyak yang menggoda agar berbicara kotor," tuturnya.
Iwan (25), seorang tukang parkir, juga membenarkan pendapat Hari. Memang orang dewasa di sekitar SW yang memberikan pengaruh negatif. "Itu yang salah orang
dewasanya. Masak anak kecil diajari bicara seperti itu," ungkapnya.
Di sisi lain, keluarga SW pun enggan dipersalahkan dengan perilaku anaknya itu. Namun mereka juga enggan menjelaskan kenapa tidak melindungi SW.
"Orang-orang yang sering mengajak anak saya itu, yang mengajarkan bicara kotor," kata Mulud (50), ayah kandung SW, saat ditemui di rumahnya.
(fat/fay)