Sekjen Komnas PA Arist Merdeka Sirait menyambangi kontrakan Yohanes di Jalan Kampung Lio RT 03 RW 20, Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat, Kamis (18/3/2010) sekitar pukul 10.00 WIB.
Pengamatan detikcom, kontrakan Yohanes tertutup rapat. Tidak ada penghuni satu pun yang
terlihat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Orang tua korban kemudian menumpahkan unek-uneknya. Salah satunya, Ibu Wawat, orang tua dari korban A. "Anak saya cerita, dia dikasih Rp 2.000 sama Om dan disuruh main karambol.Yang menang dikasih uang. Kalau kalah diisap kelaminnya. Kata anak saya diisap 2 kali. Dia diam saja namanya anak-anak. Tanya-tanya sama anak lain, ternyata sama diisap juga," curhat Wawat.
Menanggapi hal itu, Arist mengatakan, Komnas OA akan mendata ulang anak-anak yang menjadi korban. "Nantinya, kita akan membuat terapi trauma kepada anak-anak agar anak-anak tidak menjadi pelaku berikutnya. Kita juga ingin tahu seberapa besar trauma yang dialami anak-anak setelah kasus ini," kata Arist yang mengenakan kemeja warna hitam ini.
Arist berharap Kepolisian memeriksa pelaku secara intensif dan dijerat pasal-pasal yang berkaitan dengan pelecehan seksual.
Curiga
Dalam kesempatan itu, Ketua RT Syamsudin menambahkan Yohanes sebenarnya sudah dicurigai para ibu. "Karena dia baik sekali sama anak-anak dan suka mengajak anak-anak laki-laki usia di bawah 14 tahun main di rumahnya," kata Syamsudin.
Menurut dia, Yohanes yang berprofesi sebagai tukang parkir di fly over Arif Rahman Hakim ini telah tinggal di kontrakan itu selama 7 bulan.
"Dia ikut sama kakak iparnya di sini. Selama di sini, dia baik-baik saja bergaul sama tetangga. Badannya penuh tato," ujar Syamsudin.
(aan/iy)