MPR Bantah Pilih 1 Juni Jadi Hari Lahir Pancasila Karena Faktor TK

MPR Bantah Pilih 1 Juni Jadi Hari Lahir Pancasila Karena Faktor TK

- detikNews
Kamis, 25 Feb 2010 15:55 WIB
Jakarta - Meski masih terjadi pro dan kontra, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sepakat menjadikan tanggal 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila. Dalam pemilihan tanggal tersebut ditegaskan tidak ada unsur politis karena faktor Soekarno sebagai penggagas Pancasila dan Taufiq Kiemas sebagai Ketua MPR.

"Nggak ada itu. Tidak sampai sejauh itu," kata Wakil Ketua MPR Farhan Hamid, kepada detikcom, Kamis (25/2/2010).

Hari lahir Pancasila hingga kini masih menuai kontroversi. Beberapa kalangan tidak setuju tanggal 1 Juni menjadi hari lahir Pancasila. Alasannya, pada 1 Juni 1945 saat pembacaan yang dilakukan Soekarno itu, Pancasila belum jadi dasar negara karena Indonesia masih berstatus negara jajahan. Pada tanggal 18 Agustus, Pancasila baru disahkan melalui sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terkait perbedaan ini, MPR menyerahkannya pada para ahli sejarah. Penentuan tanggal 1 Juni, kata Farhan, dilakukan lewat kesepakatan dalam konvensi sebelumnya. Bukan karena hubungan kekeluargaan Soekarno dan Taufiq Kiemas.

"Kalau memang ada konvensi lain dari sejarahwan kita akan ikuti. Tapi kesepakatan saat ini ya tanggal itu (1 Juni)," lanjut Farhan.

Dalam waktu dekat, MPR akan melakukan pembahasan dengan fraksi-fraksi terkait peringatan hari lahir Pancasila ini. Mereka akan membahas soal teknis pelaksanaan acara di tingkat nasional, termasuk dengan melibatkan Presiden SBY.

"Pada hari itu, Ketua MPR dan Presiden akan menyampaikan tentang implementasi kepancasilaan. Perlu sering digelorakan kembali tentang kebersamaan dalam negara ada kebhinekaan tunggal Ika," paparnya.

Siang tadi, Presiden SBY memberikan dukungan terhadap pimpinan MPR yang akan menetapkan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila. SBY akan memenuhi undangan MPR untuk memperingatinya secara nasional.
(mad/iy)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads