Salah satu tokoh yang tidak setuju dengan alat tersebut adalah pemimpin religius Katolik, Paus Benedict XVI.
"Perlindungan terhadap harga diri dan integritas manusia di atas segalanya," kata Paus Benedict saat berbicara di depan pekerja airport di Vatikan, Roma, seperti dikutip nationalpost.com, Senin (22/2/2010).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Meskipun dalam situasi saat ini, ada satu hal yang tidak boleh dilupakan, yakni menghormati nilai dari kemanusiaan tanpa mengurangi perhatian dan pelayanan," jelas Paus sambil mencontohkan kondisi bandara yang saat ini kerap diancam teror.
Penggunaan alat pemindai ini memang mengundang pro-kontra. Sebab, siapa pun orang yang melewatinya akan terlihat telanjang. Saat ini, alat tersebut diuji coba di sejumlah bandara di Kanada dan Perancis. Pemeriksaan akan difokuskan untuk para penumpang yang hendak ke Amerika Serikat (AS).
Alat pemindai ini juga telah ada di Indonesia sejak tahun 2008. Scanner itu bermerek ProVision buatan pabrikan L3 Security & Detection System, Amerika Serikat. Namun, penggunannya hanya untuk orang yang dicurigai. Belum jelas apakah alat tersebut masih dipergunakan hingga saat ini.
(mad/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini