"Orang tuanya kaget kok kotorannya warna putih. Cari informasi katanya kalau kotorannya warna putih ada gangguan di fungsi hati," ujar tante Ara, Citra, saat berbincang di kantor detikcom, Jl Warung Buncit Raya, Jakarta Selatan, Senin (22/2/2010).
Citra mengatakan, setelah itu, Agung dan Niar yang tinggal di Cibubur membawa Ara ke rumah sakit swasta di Cijantung. Namun pihak rumah sakit tersebut tidak mau menerima Ara karena alasan biaya.
Agung dan Niar diwajibkan membayar uang muka sebesar Rp 15 juta. Saat itu kakak Agung, Ika, hanya membawa uang sekitar Rp 6 juta. Namun rumah sakit tersebut menolaknya.
"Kalau mau ada tindakan katanya bayar Rp 15 juta. Ada Rp 6 juta juga nggak bisa. Bahkan kita mau bayar ambulans saja mau ke RSCM juga nggak bisa. Akhirnya kita naik taksi ke RSCM," jelasnya.
Sesampai di RSCM, lanjut Citra, Ara langsung ditangani. Petugas medis RSCM sempat mengatakan kalau terlambat, nyawa Ara sudah tidak tertolong lagi karena nafas Ara sudah satu-satu.
"Katanya kalau nafasnya satu-satu gini biasanya sudah lewat. Makanya kita dimarah-marahi sama dokternya kenapa nggak ditangani sama rumah sakit itu," imbuhnya.
Setelah dicek, ternyata Ara mengalami gangguan fungsi hati dan terdapat gumpalan-gumpalan bakteri yang harus dibersihkan, tidak punya zat pembeku darah.
"Kata dokter kalau dari otak, biasanya memang ngerembet ke yang lain-lain," ungkap Citra.
(gus/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini