"Saya rasa yang paling utama dari sebuah hubungan, apalagi itu pernikahan, adalah cinta. Itu modal utamanya. Karena kalau sudah berdasarkan cinta, hal-hal yang buruk seperti dugem, mabuk, merokok dan yang begitu-gitu pasti itu tidak akan terlihat," kata anggota Wantimpres Siti Fadila Supari pada detikcom, Senin (22/2/2010).
Statemen mantan Menkes ini muncul terkait pendapat motivator Mario Teguh yang menyatakan, "Wanita yang pas untuk teman pesta, clubbing, bergadang sampai pagi, chitchat yang snob, merokok n kadang mabuk β tidak mungkin direncanakan jadi istri'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau sudah cinta, yang salah pasti bisa dengan segera dibenerin, karena dia ingin yang sebaik-baiknya. Jadi kurang tepat kalau ada konteks wanita yang merokok, dugem, mabuk, kemungkinan dipilih menjadi istri menjadi kecil, tergantung pada cinta keduanya dan itu intinya," kata Siti.
Sekretaris Umum PP Salimah (organisasi underbow PKS), Faizah, juga berpendapat bahwa wanita perokok bukan berarti tidak dilirik oleh lawan jenisnya.
"Ya kalau untuk dijadikan pasangan hidup saya rasa itu tergantung pada lelakinya, dia termasuk laki-laki yang bagaimana dulu. Setiap orang kan punya pilihan mana yang cocok mendampinginya, ya tergantung dia (laki-laki). Toh ada juga kok lelaki yang suka wanita seperti itu," ujar Faiza. (lia/nrl)