"Orang nagih utang sudah sering datang kemari. Dalam sehari bisa 5-7 orang datang kemari. Ada yang marah-marah," ujar pembantu rumah tangga rumah Selly, Ratnawati, di rumah Selly, Jl H Taing No 1 A RT 06 RW 06, Petukangan Selatan, Jakarta Selatan, Rabu (17/2/2010).
Menurut Ratna, meski datang dengan marah-marah, para penagih utang Selly itu akhirnya berdamai. Ayah Selly membuat perjanjian dengan sang penagih untuk melunasi utang-utang Selly.
"Yang saya tahu memang pernah menipu di Kompas, Hotel Gran Mahakam, dan menjanjikan orang-orang untuk dijadikan SPG," ungkapnya.
Ratna mengatakan, sejak kasus Kompas terungkap, Selly sudah pergi dari rumah. Orangtua sudah menghubungi Selly tapi telepon selulernya mati. Bahkan Selly sempat dicari di daerah Bogor tapi tidak ketemu juga.
"Kalau kesehariannya Selly jarang keluar. Dia juga pendiam tapi memang pintar. Keluarga nggak nyangka dia jadi penipu seperti itu," imbuhnya.
(gus/iy)