Nasrudin Zulkarnaen, Pelobi Tingkat Tinggi yang Tewas Penuh Kontroversi

Jelang Vonis Antasari

Nasrudin Zulkarnaen, Pelobi Tingkat Tinggi yang Tewas Penuh Kontroversi

- detikNews
Kamis, 11 Feb 2010 06:00 WIB
Jakarta - Pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen menjadi kasus kriminal paling menggegerkan dan kontroversial sepanjang tahun 2009. Nasrudin seorang direktur BUMN. Ia ditembak mati saat melaju di atas mobilnya.

Yang paling menggegerkan, Antasari Azhar yang saat ini menjabat Ketua KPK ikut terseret dalam kasus pembunuhan Nasrudin. Ia didakwa menjadi otak pembunuhan.

Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (11/2/20010), akan menjatuhkan vonis pada Antasari. Selain Antasari, vonis juga akan dijatuhkan kepada mantan Kapolres Jakarta Selatan Kombes Wiliardi Wizar, serta dua pengusaha Sigid Haryo Wibisono dan Jerry Hermawan Lo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lima orang yang terbukti menjadi eksekutornya di lapangan telah lebih dulu dipidana antara 17-18 tahun penjara.
 
Nasrudin, Direktur PT Putra Rajawali Banjaran (PRB) itu tewas pada Maret 2009 setelah pulang dari main golf di Modern Land, Tangerang, Banten.

Nasrudin dimakamkan di kampung halamannya, Makassar, Sulawesi Selatan(Sulsel) pada 16 Maret 2009, dua hari setelah ia ditembak. Sebelum tewas akibat 2 timah panas yang menerjang kepalanya itu, Nasrudin sempat dirawat di Rumah Sakit Gatot Subroto, Jakarta.

Nasrudin lahir di Ujung Pandang, 12 Desember 1968, dan meninggal di usia 40 tahun. Lulusan Universitas Tadulako dikenal memiliki jaringan pergaulan yang luas.

Sejak zaman Presiden Soeharto berkuasa, mantan aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII) ini sudah berkawan akrab dengan orang-orang penting kala itu. Kehandalan Nasrudin dalam bergaul ini antara lain diakui mantan anggota DPR Ali Mochtar Ngabalin.

"Dia kan pintar main tenis jadi dari dulu memang bergaul dengan orang-orang besar. Zaman Soeharto jadi presiden dia sudah bergaul dengan Hari Sabarno, AA Baramuli, Andi Ghalib dan orang-orang terkenal zaman itu," cerita Ngabalin kepada detikcom, Minggu (15/3/2009).

Ngabalin mengaku sudah lama mengenal Nasrudin. Keduanya sama-sama berasal dari Palu, Sulawesi Tengah. Ketika masih sekolah, keduanya bergabung di Pelajar Islam Indonesia (PII). "Dia kawan saya di PII. Sama-sama anak Palu," katanya.

Kakak kandung Andi Syamsuddin ini memulai karirnya di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Sulawesi Selatan (1987). Sempat bekerja di BUMN Pembangunan Perumahan, ia kemudian terbang ke Jakarta dan menjadi salah satu staf di Pegadaian Pusat.
 
Pada Tahun 1999, Nasrudin dipercaya sebagai staf khusus Menteri Negara Pendayagunaan BUMN Tanri Abeng. Namun, di tahun itu pula dia berpisah dengan istri pertamanya, Sri Martuti, yang dinikahi di Ujung Pandang serta membuahkan dua keturunan.

Nasrudin lantas mempersunting mantan pramugari Garuda Indonesia Arways, Irawati Arienda, yang dikenalnya di pesawat.

Begitu Tanri lengser, Nasrudin masuk ke PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI). Sekitar tahun 2007, ia hendak dipromosikan menjadi Direktur Pengembangan dan SDM saat Menneg BUMN dijabat oleh Sugiharto. Namun, ketika Kementerian tersebut dipimpin Sofyan Djalil, pengangkatannya dibatalkan, padahal SK pelantikan sudah turun. Ia akhirnya diangkat menjadi direktur anak perusahaan RNI, PT Putra Rajawali Banjaran.

Nasrudin belakangan juga diketahui mempunyai istri siri, Rhani Juliani, yang dikawininya pada Juni 2007. Rhani merupakan mantan caddy di tempatnya bermain golf. Bersama istri ketiganya inilah, Nasrudin terlibat permasalahan dengan Antasari, yang dimulai dari ‘skandal cinta’ di Hotel Gran Mahakam di antara ketiganya.

Jaksa lantas merangkai peristiwa demi peristiwa yang terjadi berikutnya, hingga kemudian ia tewas tertembak pada 14 Maret 2009 dan Antasari dituduh sebagai otak. Ada kisah cinta segitiga, tudingan pelecehan seksual hingga tudingan rekayasa menjatuhkan Antasari dari kursi ketua KPK yang makin membuat kisah Nasrudin makin kontroversial.

Tidak aneh bila pembunuhan Nasrudin menjadi kasus terbesar di tahun 2009.

(iy/Rez)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads