Jakarta - Ketua DPR Akbar Tandjung menyayangkan lemahnya aparat keamanan dalam mengantisipasi kerusuhan Ambon. Seharusnya peristiwa kerusuhan yang merupakan dampak dari peringatan hari ulang tahun Republik Maluku Selatan (RMS) ini bisa dicegah."Seharusnya aparat keamanan kita sudah bisa melakukan tindakan preventif supaya tidak terjadi kerusuhan. Dan itu sebenarnya sejak awal sudah bisa diatasi. Aparat keamanan sudah tahu akan ada pengibaran RMS. Di sini kita melihat aparat kurang waspada dalam mengantisipasi peristiwa itu," kata Akbar.Akbar, yang berbicara kepada wartawan di gedung DPR/PR, Senayan, Jakarta, Selasa (27/4/2004), menyatakan kerusuhan di Ambon merupakan rentetan dari pengibaran bendera RMS yang kemudian menimbulkan berbagai reaksi."Kelompok-kelompok yang terlibat dalam konflik tersebut kemudian mencoba mengaitkan seolah-olah ada pertentangan agama. Padahal sebetulnya bukan konflik agama," ujar Akbar.Sementara Wakil Ketua DPR AM Fatwa, yang ditemui wartawan secara terpisah, menyesalkan kenapa pihak kepolisian justru mengawal arak-arakan RMS. "Sangat disayangkan arak-arakan kaum separatis RMS malah dikawal polisi. "Fatwa juga mengkritik lemahnya intelijen. Terbukti setelah kejadian tersebut mereka semua kalang kabut. "Padahal yang penting adalah pencegahan," tukas anggota DPR dari Fraksi Reformasi ini.Dalam kesempatan itu Fatwa juga menegaska bahwa tidak mudah untuk menerapkan kembali darurat sipil d Ambon. "Kita baru saja mencabut darurat sipil di sana. Jangan sampai kita terlalu mudah untuk kembali memberlakukan status darurat sipil, apalagi darurat militer," demikian AM Fatwa.
(gtp/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini