"Biaya maintenance hanya untuk ABK saja. Bahan bakar irit untuk satu bulan paling butuh 200 liter. Itu juga hanya untuk maju dan mundur dari pantai saja," kata Dirjen Pengawasan Kementerian Kelautan dan Perikanan Aji Sularso saat dihubungi lewat telepon, Kamis (28/1/2010).
Jika dibandingkan dengan kapal patroli berjenis hiu macan, biaya bahan bakarnya mencapai Rp 40 juta per hari. Sementara untuk Lagoon 500 hanya mengeluarkan biaya sebesar Rp 2 juta per hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lagoon 500 juga diklaim memiliki daya jelajah yang cukup luas. Sesuai dengan fungsinya, perahu asal Perancis itu memang akan digunakan untuk mengelilingi 2/3 kawasan terumbu karang di Indonesia.
"Kalau pakai speed boat tidak bisa dipakai lama. Kapal itu memang kita adakan supaya bisa berlama-lama di laut dan harus nyaman untuk peneliti dan ABK di dalam," jelasnya.
Keunggulan lainnya, Lagoon 500 bisa masuk ke dalam wilayah perairan dangkal tanpa merusak terumbu karang. Perahu milik para konglomerat di luar negeri itu pun bisa dirawat dari pinggir pantai.
"Kapal ini juga sebenarnya bisa digunakan untuk fungsi intelijen. Kita bisa mendeteksi kegiatan illegal fishing. Pokoknya dalam waktu sebulan ini akan kita evaluasi dan akan dilakukan proses adaptasi terhadap para kru," tutupnya. (mad/iy)