LP yang terletak di ujung Pulau Nusakambangan ini tampak megah. Bangunan dua lantainya bercat abu-abu dipadu putih. Kesannya, rapi dan sangat terawat.
Pintu masuk pertama dijaga sekitar 7 orang. Ruangannya dilengkapi dengan CCTV. Alat ini memantau pergerakan 7 titik di dalam LP. Sementara pintu masuk kedua terdapat beberapa penjaga. Tinggi pintunya sangat pendek, sehingga orang dengan tinggi badan 150 cm pun harus merunduk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di pintu kedua inilah X-Ray terpasang. Alat ini mampu menembus pakaian dan logam, sehingga barang apa pun yang dibawa bisa terlihat. Setelah masuk pintu kedua, ada pintu lagi yang selalu terkunci. Kompleks napi dibatasi kawat setinggi sekitar 4 meter.
"Model pengamanan di sini memang berlapis. Beda dengan LP lain," kata Kalapas LP Pasir Putih, Sutrisman.
Jika napi berkeinginan 'menaklukkan' LP, mereka harus berhadapan dengan empat lapis kawat. Kawat yang berbatasan dengan blok, kawat berisi koral (batu laut yang tajam), dan dua kawat lainnya. Khusus kawat berisi koral, napi bisa mati sebelum mencapai kawat berikutnya
Lebar kawat berisi koral kurang dari 2 meter. Posisinya mengepung kompleks, persis di luar blok para napi. "Kalau jatuh di ruang itu, ia bisa mati," kata seorang penjaga.
Berdasarkan catatan pada akhir tahun 2009, di LP Pasir Putih terdapat 265 orang. Sebanyak 27 diantaranya dihukum mati. Para napi dalam dua blok, Nusantara 1 dan 2. Blok itu mengapit lapangan bola kecil, lapangan tenis, dan masjid.
(try/ndr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini