Ya, Bentor adalah kendaraan beroda tiga. Tapi bukan bemo atau bajaj. Dari
namanya, kendaraan ini mudah ditebak. Becak bermotor (becak yang dipadu dengan motor).
"Modifikasinya rakitan bengkel sendiri," kata Yasir (25) saat ditemui detikcom di Jl Depati Amir, Sungai Liat, Bangka Belitung (Babel), Kamis (21/1/2010).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di Medan motornya di samping becak, kalau di sini motornya di belakang becak sama seperti di Gorontalo," jelasnya.
Memang, posisi Bentor Bangka, rangka motor menempel tepat di belakang becaknya. Bagian yang menghubungkan becak dengan motor diisi oleh sebuah batang-batang besi. Sementara bagian kemudi menyatu dengan becak.
"Jadi kalau belok agak berat," imbuhnya.
Di Bangka sendiri ada sekitar 150 Bentor yang beroperasi. Uniknya, Bentor
diperbolehkan untuk mencari penumpang layaknya transportasi umum lainnya.
"Mungkin polisinya juga bingung mau ditilang ada becaknya, tapi bermotor,"
ungkap Yasir sambil terkekeh.
Yasir menjelaskan, Bentor cukup digemari oleh masyarakat Bangka. Terutama
nelayan dan pedagang sayur. Dengan Bentor, muatan jadi lebih banyak dan lebih cepat ketimbang becak sungguhan.
"Bentor bisa untuk orang empat (4 penumpang). Tiga di depan satu saya bonceng," terangnya saat menjawab mengapa masyarakat memilih Bentor ketimbang becak atau ojek.
Selain itu, Bentor juga disesuaikan dengan kondisi geografis Pulau Bangka yang mempunyai jalan berbukit-bukit. "Kalau becak bisa capek kita," tandasnya.
Menurut Yasir, penghasilan menarik Bentor tidak tentu. Kadang hanya bisa
mendapat Rp untung bersih 20 ribu hingga 60 ribu, itu setelah dipotong setoran Rp 25 ribu kepada pemilik Bentor.
Menaiki Bentor, ternyata lebih mengasyikkan ketimbang becak atau pun ojek. Laju perjalanan kita bisa lebih cepat namun tidak keujanan. Menyusuri kota Sungai Liat, Pulau Bangka sambil naik Bentor merupakan pengalaman sungguh mengasyikkan. Cukup dengan Rp 5.000 saja Anda bisa berkeliling kota Sungai Liat. Tertarik mencoba?
(ape/anw)