Peneliti ITB: KA Supercepat Terlalu Ambisius untuk Indonesia

Peneliti ITB: KA Supercepat Terlalu Ambisius untuk Indonesia

- detikNews
Kamis, 07 Jan 2010 14:58 WIB
Jakarta - Pakar Transportasi ITB Ofyar Z Tamin menilai rencana pembangunan mega proyek kereta supercepat yang akan mengambil rute Bandara Soekarno-Hatta-Jakarta-Cirebon-Bandung, terlalu ambisius jika diterapkan di Indonesia.

"Kalau ditanya mungkin, proyek itu memang memungkinkan. Tapi menurut saya, itu terlalu ambisius," ujar Ofyar saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Gedung Rektorat ITB, Jalan Tamansari, Kamis (7/1/2010).

Menurut Ofyar, kereta supercepat memang salah pilihan pemerintah untuk menyelesaikan masalah transportasi. Namun, itu tidak harus dilakukan dengan teknologi yang begitu mahal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk membangun proyek tersebut, pastilah biayanya akan sangat besar. Karena kita harus membangun infrastruktur dari awal lagi," ujarnya.

15 perusahaan asing membentuk konsorsium dan menandatangani MoA proyek kereta api supercepat yang dinamai Hydrogen Hi-Speed Rail Super Highway (H2RSH) senilai US$ 3 miliar atau sekitar Rp 30 triliun. Kereta supercepat ini akan mengalahkan kecepatan dan kecanggihan shinkansen, bullet train dari Jepang, maupun kereta supercepat di Paris, Prancis.

Rencananya proyek ini akan memasuki fase studi kelayakan pada 11 Januari nanti dan memakan waktu 90 hari. Ditargetkan mega proyek ini akan selesai selama 2 tahun.

Moda transportasi modern ini akan beroperasi dan memberi keuntungan/keunggulan jika dibandingkan dengan moda generasi sebelumnya seperti shinkansen (bullet train dari Jepang). Keuntungan tersebut antara lain terkait biaya konstruksi yang lebih murah (US$ 10 juta/mil sedangkan moda konvensional sampai US$ 36 juta/mil), break event point diperkirakan hanya 2 tahun sedangkan moda konvensional sekitar 50 tahun, berbeda dengan moda konvensional yang hanya mengangkut orang moda transportasi baru tersebut juga dapat dipergunakan untuk mengangkut barang (freights dan automobiles)

H2RSH juga memberikan alternatif transportasi yang efektif mengingat dapat beroperasi pada kecepatan yang lebih cepat sehingga diperkirakan dapat menghemat waktu ke tempat tujuan. Selain itu, H2RSH memberikan kentungan ekonomis dikarenakan selain berfungsi sebagai moda transportasi dapat menghasilkan energi yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan energi daerah tertentu, seperti tenaga listrik, air bersih, dan lain-lain.

(tya/ern)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads