"Pak Sjafrie Sjamsoeddin selaku Panglima Komando Pelaksana Khusus (Pangkolaksus) Jaya justru mengamankan dan meredam situasi Mei 1998," kata Juwono Sudarsono kepada detikcom via telepon selulernya di Jakarta, Kamis (7/1/2009) siang.
Hal itu disampaikan Juwono Sudarosono terkait pernyataan Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) Usman Hamid tentang keterlibatan sejumlah kasus pelanggaran HAM, Rabu (6/1/2009) kemarin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Soal Trisakti 1998 sudah saya jelaskan pada tahun 2007, bahwa ia bukan penggerak kerusuhan Mei 1998, malah membantu meredakan situasi massa yang waktu itu mau menyerbu dan membakar Polda Metro Jaya, kantor pemerintah dan obyek vital lainnya," jelasnya.
Menurut Juwono, pada saat dirinya menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, ketika peristiwa itu meletus, Sjafrie telah dimintai keterangan oleh Tim Gabungan Komisi Nasional Hak Asasi Nasional (Komnas HAM) dan DPR. Saat itu, kedua lembaga ini menyatakan, Sjafrie tidak terlibat kerusuhan Mei 1998 dan penculikan sejumlah aktivis mahasiswa.
"Pak Sjafrie juga tidak terlibat kasus penculikan aktivis mahasiswa menurut hasil Tim Pencari Fakta (TPF) DPR dan klarifikasi Presiden BJ Habibie tahun 1999," tandasnya.
Juwono kembali mengingatkan, saat meletus Tragedi Trisakti, Pangdam Jaya/Pangkolaksus Jaya yang dijabat Sjafrie Syamsuddin bersama Kepala Staf Kodam Jaya (Kasdam) yang dijabat Sudi Silalahi justru melayat ke kampus Universitas Trisakti. Itu dilakukan keduanya, setelah polisi tidak ada yang berani masuk ke dalam kampus dan polisi ditarik Kapolri dari penugasan akibat amarah massa akibat penembakan 12 Mei 1998.
(zal/rdf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini