Kisah ini bermula ketika para terdakwa kasus pembunuhan Nasrudin telah tiba di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jl Ampera Raya. Terdakwa yang datang pertama adalah Antasari Azhar. Dia lalu dimasukkan ke sel pria untuk menunggu sidang.
Di sebelah kanan sel Antasari adalah sel Wiliardi Wizar, di sebelah kanannya lagi adalah sel terdakwa Jerry Hermawan Lo. Sel paling ujung adalah tempat Sigid Haryo Wibisono.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, saat dia melewati sel Jerry, tiba-tiba Jerry meneriakinya. "Ngapain lu liat-liat!"
Apollos yang berkepala plontos dan menaikkan kacamatanya ke dahi tampaknya kaget. Tapi dia mengabaikan teriakan Jerry meskipun sempat berhenti sejenak untuk melihat Jerry.
Jerry lalu menuju pintu sel yang tertutup dan berniat keluar. Tapi buru-buru jaksa yang ada di situ menahannya. Pintu pun bergerak-gerak.
Tak bisa keluar, Jerry meneruskan teriakannya,"Bilang sama Wili, pengkhianat! Dia menjual persahabatan!"
Keributan ini berlangsung sekitar 1 menit. Jerry berteriak dengan lantang sehingga membuat suasana tegang. Letak sel itu ada di belakang pengadilan dan setiap pengunjung bisa mendekatinya.
Apollos lantas masuk ke sel Wiliardi. Namun dia berniat keluar lagi, tampaknya ingin membuat "perhitungan" dengan Jerry. Tapi Wiliardi buru-buru menahannya agar tak terpancing emosi.
Jerry tersangkut kasus ini setelah dihubungi oleh Wiliardi. Wili meminta pengusaha tersebut menyediakan orang-orangnya yang kemudian didakwa sebagai eksekutor. Kelima eksekutor saat ini diadili di Pengadilan Negeri Tangerang. (nrl/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini