Kesaksian Antasari disampaikan dalam Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Jalan Ampera Raya, Jakarta, Kamis (10/12/2009).
Teror itu terjadi saat Antasari menjadi narasumber di Kampus Mahendradata, Bali. Antasari mengajak istri dan anak-anaknya untuk merayakan tahun baru di Bali.
"Pada tanggal 3 Januari pagi, istri saya diam. Tidak seperti biasa. Nah ternyata tanggal 2 ada yang telepon ke istri saya, ada 2 orang yang berbicara. Laki-laki dan perempuan. Dia mengatakan, saya sudah capek melayani suami Anda 2 minggu," kata Antasari.
"Darimana teleponnya?" kata ketua majelis hakim Charis Mardianto.
"Saya tidak tahu. Saya berfikir apa mungkin ini Nasrudin. Tetapi, saya pikir lagi, saya kira bukan," jawab Antasari.
Antasari mengaku mendapat 2 kali SMS dari Nasrudin. Pertama, Nasrudin menceritakan ada yayasan yang berindikasi korupsi Rp 200 miliar. "Tetapi tidak saya tanggapi," kata dia.
Kedua, Nasrudin mengajak bertemu karena keponakannya sedang melamar ke KPK.
"Dan sampai saat ini, saya bertanya-tanya siapa yang menelepon istri saya itu," kata Antasari.
Setelah itu, menurut Antasari, istrinya diteror saat sedang ke mall, Fiant di sekitar SCBD. Ada seorang pengendara motor mendekati istri saya yang sedang di parkiran.
"Anda istrinya ketua KPK ya?" kata Antasari menirukan ucapan sang peneror. Ida pun membenarkannya.
"Sampaikan ke suami Anda, jangan sok mengusut korupsi. KPK sama halnya dengan kotoran manusia," ujar pria tidak dikenal itu.
(aan/iy)