Dugaan menggemparkan itu disampaikan oleh Kepala HAM Nasional Filipina sebagai otoritas sah yang menuntut pemimpin Klan Ampatuan dengan dugaan pemberontakan. Seperti dilansir AFP, Rabu (9/12/2009), klan Ampatuan juga pernah melakukan pembunuhan dengan gergaji mesin dengan korban dikubur hidup-hidup.
Polisi Filipina mengatakan, pihaknya telah menetapkan sedikitnya 161 tersangka, termasuk tentara dan polisi jahat yang loyal terhadap klan Ampatuan. Mereka terlibat dalam pembantaian politik yang menewaskan 57 warga sipil 23 November lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setiap orang sudah mengetahui (soal pembunuhan), tetapi mereka mentolerirnya," kata Leila.
"Itulah mengapa kami ingin akuntabilitas sekarang. Tahun-tahun toleransi dan pengabaian selesai," tegasnya.
(lrn/fiq)