Melintas Batas di Checkpoint Charlie

Laporan dari Berlin

Melintas Batas di Checkpoint Charlie

- detikNews
Selasa, 17 Nov 2009 05:14 WIB
Berlin - Pos perbatasan itu tetap lestari sampai saat ini. Checkpoint Charlie di Berlin, menjadi saksi bisu perang dingin dan pemisahan Jerman.

Usai PD II, Berlin dikavling-kavling oleh kekuatan sekutu dan Rusia yang masih bernama Uni Sovyet. Pembagian wilayah itu menjadi cikal bakal Berlin Barat dan Berlin Timur ketika tembok pemisah benar-benar dibangun pada 1961.

Untuk itu dibangunlah sejumlah pos perbatasan antara Jerman Barat dan Timur. Charlie ini bukanlah nama prajurit yang menjaga pos perbatasan ini, melainkan kode untuk menyebut pos jaga C setelah pos perbatasan Alpha di kota Helmstedt dan pos perbatasan Bravo di selatan Berlin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Checkpoint Charlie menghubungkan Berlin Timur dengan Berlin Barat wilayah penguasaan pasukan AS. Letaknya di perempatan Friedrichstrasse dan Zimmerstrasse, satu blok dari stasiun kereta bawah tanah U Bahn di Kochstrasse.

Sebagai pos perbatasan paling aktif, Checkpoint Charlie banyak menyimpan kisah berdarah-darah. Gara-garanya adalah aturan lintas batas yang tidak seimbang. Orang Berlin Barat bisa ke Berlin Timur, namun hal itu tidak berlaku sebaliknya. Tentara Jerman Timur tidak segan-segan menembak mati mereka yang nekat menerobos perbatasan.

Kisah paling tragis menimpa Peter Fechter pada 17 Agustus 1962. Remaja ini nekat menerobos perbatasan dan tertembak di pinggang. Tentara AS tidak bisa mengevakuasinya karena tubuhnya tersangkut kawat duri di wilayah tentara Uni Sovyet. Tentara Uni Sovyet tentu saja sengaja membiarkannya. Tragedi itu diliput media dan tidak ada yang bisa dilakukan sampai Peter tewas. Peristiwa itu mengundang reaksi keras dan menambah ketegangan blok barat dan timur.

Selain banyak tragedi, banyak pula kisah sukses menerobos perbatasan. Ada yang bersembunyi di kolong mobil, menggunakan paspor palsu, sampai menggali terowongan. Kisah-kisah mereka diabadikan dalam tembok display di sekitar Checkpoint Charlie hari ini.

Saat Detikcom berkunjung, Senin (16/11/2009), Checkpoint Charlie sudah menjadi tempat wisata yang ramai. Pos perbatasan masih berdiri apa adanya dengan bendera AS berkibar di depannya. Sebuah plang juga tetap dilestarikan.

“You are leaving the American sector,” demikian tulisan plang tersebut.

Prajurit yang berjaga saat ini adalah prajurit gadungan. Mereka mengutip uang dari turis untuk berfoto bersama, atau meminta cap perbatasan Berlin Timur yang tentu saja sudah tidak berlaku. Selain itu, masih ada museum Checkpoint Charlie yang menampilkan sejarah pos perbatasan tersebut sampai akhirnya berakhir pada Oktober 1990, setahun setelah runtuhnya Tembok Berlin dan bersatunya Jerman.

“Pos perbatasan ini menjadi kenangan ketika Berlin masih terbelah. Ini tempat yang waib dikunjungi selain Tembok Berlin,” ujar Tom Pearson, seorang turis asal Inggris.

 

 

(fay/mad)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads