Polisi Reaktif, Masyarakat Sudah Skeptis

Jumpa Pers Tayangkan Video

Polisi Reaktif, Masyarakat Sudah Skeptis

- detikNews
Kamis, 12 Nov 2009 09:33 WIB
Jakarta - Jumpa pers Mabes Polri yang ingin menyeimbangkan opini masyarakat atas kesaksian Wiliardi Wizar dinilai reaktif. Reaksi polisi ini akan tetap menuai skeptisisme dari masyarakat.

"Masalahnya kalau dia mengcounter dengan video tersebut saya duga ditanggapi masyarakat dengan sama skeptisnya. Masyarakat tidak berada pada tahap percaya pada polisi. Kalau lazimnya teori komunikasi, kalau saya tidak percaya, apa pun yang dikatakan akan ditanggapi dengan skeptis," ujar pakar komunikasi dari Universitas Indonesia (UI) Ade Armando.

Ade menyampaikan hal itu ketika dihubungi detikcom, Kamis (12/11/2009). Menurutnya, titik kepercayaan masyarakat berada pada titik terendah, karena kredibilitas polisi dipertanyakan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa yang dilakukan para petinggi Polri plus pernyataan yang dilontarkan belakangan ternyata terbantahkan dengan sendirinya.

"Ada banyak isu sebelum kejadian kesaksian Wiliardi yang membuat di mata publik polisi berada di titik terendah. Seperti pernyataan petinggi Polri yang mengatakan Ari Muladi tidak pernah mencabut kesaksian, belakangan Ari Muladi mengatakan sendiri mencabut BAP-nya," jelas mantan anggota Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) ini.

Apalagi, jika jumpa pers yang kemarin tak memberikan banyak kesempatan tanya jawab kepada para wartawan. Hal ini makin memperburuk situasi.

"Ini jelas tidak ada strategi komunikasi. Konferensi pers yang tidak menyediakan ruang tanya jawab ditanggapi negatif. Menimbulkan tanda tanya publik. Pasti ada alasan tertentu, ada yang dikhawatirkan dari pertanyaan wartawan. Dan kita akan curiga apakah video yang ditampilkan kredibilitasnya cukup bagus," jelas Ade.

Jika polisi tak berani membuka ruang tanya jawab dalam konferensi pers sebaiknya jangan mengangkat isu untuk mengcounter. Toh, tidak setiap pernyataan harus ditanggapi langsung hari itu juga. Polisi seharusnya berkonsolidasi ke dalam dulu.

"Tidak perlu menanggapi langsung hari ini juga apalagi menyajikan informasi yang tidak relevan hanya memperburuk suasana. Interogasi Wiliardi ditampilkan santai orang bisa bilang 'Rekaman yang mana? Yang ditampilkan yang santai, yang tidak santai tidak ditampilkan'," papar dia.

Ade menilai, polisi sebaiknya jangan reaktif, jangan setiap 'serangan' dibalas dengan 'serangan' pula. Seharusnya, polisi bersikap lebih tenang dan cool.

"Jangan reaktif. Katakan saja, 'Kita akan pelajari, kalau ada kesalahan kita benahi'. Memang begitu berkomunikasi, kalau tidak bisa bicara fakta, normatif saja tapi tidak memperburuk suasana. Tapi itu memang bukan soal image saja, polisi harus membuktikan. Kalau iya akan diperbaiki, kalau tidak katakan kita akan pelajari kasusnya dan lakukan pembenahan ke dalam," tandas Ade.

(nwk/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads