Memanfaatkan gedung SIN Wassenaar yang representatif dengan fasilitas area parkir sangat luas, lembaga ini ke depan bisa menjadi Pusat Kebudayaan Indonesia di bawah naungan Kedubes RI Den Haag. Kursus bahasa dan tari-tarian Indonesia, pameran dan ceramah kebudayaan bisa dipusatkan di sini.
Kelas reguler kursus Bahasa Indonesia saat ini telah berjalan dengan tiga tingkat kemahiran: Beginner voor Kinderen (Tingkat Dasar Anak-anak), Beginner voor Volwassenen ( Tingkat Dasar Dewasa), dan Intermediate Volwassenen (Tingkat Madya Dewasa).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di hadapan peserta kursus angkatan pertama, Henk mewakili Dubes yang sedang ada tugas di Jakarta, juga menjelaskan peran penting bahasa Indonesia dalam proses terbentuknya beragam suku menjadi satu bangsa Indonesia dan selanjutnya menjadi bahasa persatuan.
Dubes RI J.E. Habibie sangat antusias dengan realisasi perintisan Pusat Kebudayaan Indonesia yang dimulai dengan kursus bahasa ini. Menurut Habibie, hubungan Indonesia-Belanda yang istimewa saat ini perlu dukungan pula dari aspek diplomasi kebudayaan, sebuah peranan yang bisa dimainkan bersama oleh KBRI Den Haag dan SIN Wassenaar.
Animo Tinggi
Pembukaan kursus Bahasa Indonesia di Belanda ini langsung diserbu peminat. Tercatat jumlah peserta kursus angkatan pertama ada 50 orang. Mereka terdiri dari bule Belanda dan Indo, anggota masyarakat Indonesia asal Maluku yang lahir dan besar di Belanda, orangtua dan siswa SIN Wassenaar yang berkultur Belanda, bahkan ada dari kalangan masyarakat Jawa Suriname.
"Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah mengingat animo untuk belajar Bahasa Indonesia di Belanda sangat tinggi," ujar staf pengajar SIN Gunaryadi kepada detikcom.
Saat ini para instruktur kursus Bahasa Indonesia ini terdiri dari 3 orang. Seorang dikirim dari Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia untuk masa tugas 3 bulan. Sedangkan 2 orang instruktur lainnya dari Belanda.
Erasmus Huis
Direktur SIN Wassenaar Saidan menjelaskan bahwa lembaga ini berawal dari gagasan yang sudah dirintis dan digodok sejak 2007 oleh Djauhari Oratmangun (Wakepri saat itu, kini Dirjen Kerjasama ASEAN Deplu, red) dengan tim khusus SIN Wassenaar.
"Sebagai pengembangan peran dan fungsi SIN Wassenaar dan pusat kebudayaan Indonesia di Belanda, lembaga ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah pusat," ujar Saidan.
Mengutip Djauhari, Saidan mengatakan bahwa hubungan historis, kultural dan emosional antara Indonesia-Belanda merupakan nilai tambah urgensi untuk membuka pusat kebudayaan di Belanda, yang kini sudah dimulai dengan kursus Bahasa Indonesia.
Menurutnya, saat ini ada sekitar 2 juta orang Belanda yang masih memiliki kaitan dengan Indonesia, sehingga diplomasi kebudayaan dan bahasa ini bisa menjadi perekat hubungan antara kedua bangsa.
"Kita mengidamkan semoga lembaga ini bisa menjadi bibit yang akan terus tumbuh, dikelola oleh instruktur yang semakin profesional, berkembang dan berkesinambungan di Belanda sebagaimana Erasmus Huis, Alliance Française, British Council, atau Goethe-Institut di tanah air," harap Saidan.
(es/es)