"Kita melihat mereka adalah kelompok orang bodoh dan gila yang suka bicara asal," kata Sekretaris Dewan Nasional Malaysia Datuk Mohamed Tajudeen Abdul Wahab seperti dilansir New Straits Times edisi Rabu (7/10/2009).
"Namun kami tidak akan memberi kesempatan pada mereka mengganggu kehidupan di
Malaysia," imbuh Tajudeen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Kepolisian Malaysia Tan Sri Musa Hassan menyatakan polisi meningkatkan kewaspadaan sejak munculnya ancaman itu dan akan mencari para perusuh.
Dirjen Imigrasi Abdul Rahman Othman menyatakan pihaknya bersiaga di semua pintu masuk. "Kami mengecek semua titik, termasuk pelabuhan. Kami saat ini
bersiaga penuh," katanya.
Sekretaris Jenderal Departemen Luar Negeri Malaysia Rastam Mohd Isa turut mengatakan pihaknya akan membicarakan segera ancaman penyerbuan tersebut dengan pemerintah Indonesia. "Kami akan melakukan apa pun untuk mempertahankan negeri ini," ujarnya.
Sementara itu Koordinator Bendera Mustar Bonaventura menyatakan, pihaknya tidak keder melihat persiapan pemerintah Malaysia. "Kita siap menghadapi kemungkinan terburuk," ujarnya saat dikonfirmasi.
Dia menjelaskan, pengiriman 1.500 sukarelawan bersenjata bambu runcing itu dilakukan secara bergelombang. Dananya didapat secara swadaya.
Ketika ditanya bukanlah lebih terpuji mengirimkan relawan ke lokasi gempa Sumbar dibanding ke Malaysia, Mustar berkilah,"Loh, semua orang sudah turun ke sana. Itu sudah menjadi tugas pemerintah. Masa semua harus berbondong-bondong ke sana. Jangan dipaksa semua masyarakat ke sana. Ada pembagian tugas. Ini juga kan dukungan solidaritas." (rdf/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini