Malaysia Anggap Bendera Bicara Asal

\'Invansi\' Bambu Runcing

Malaysia Anggap Bendera Bicara Asal

- detikNews
Rabu, 07 Okt 2009 12:17 WIB
Jakarta - Ancaman massa Bendera untuk menyerang Malaysia dengan pasukan 1.500 personel bersenjatakan bambu runcing ditanggapi skeptis di dalam negeri. Di Malaysia, kelompok ini dianggap omong doang. Meski demikian, Malaysia tetap akan bersiaga menghadapi segala ancaman.

"Kita melihat mereka adalah kelompok orang bodoh dan gila yang suka bicara asal," kata Sekretaris Dewan Nasional Malaysia Datuk Mohamed Tajudeen Abdul Wahab seperti dilansir New Straits Times edisi Rabu (7/10/2009).

"Namun kami tidak akan memberi kesempatan pada mereka mengganggu kehidupan di
Malaysia," imbuh Tajudeen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menyatakan, keamanan di semua perbatasan Malaysia yang dijaga pasukan militer telah diperketat. Pihaknya sendiri telah mendapatkan jaminan dari pemerintah Indonesia bahwa serangan itu takkan terjadi.

Kepala Kepolisian Malaysia Tan Sri Musa Hassan menyatakan polisi meningkatkan kewaspadaan sejak munculnya ancaman itu dan akan mencari para perusuh.

Dirjen Imigrasi Abdul Rahman Othman menyatakan pihaknya bersiaga di semua pintu masuk. "Kami mengecek semua titik, termasuk pelabuhan. Kami saat ini
bersiaga penuh," katanya.

Sekretaris Jenderal Departemen Luar Negeri Malaysia Rastam Mohd Isa turut mengatakan pihaknya akan membicarakan segera ancaman penyerbuan tersebut dengan pemerintah Indonesia. "Kami akan melakukan apa pun untuk mempertahankan negeri ini," ujarnya.

Sementara itu Koordinator Bendera Mustar Bonaventura menyatakan, pihaknya tidak keder melihat persiapan pemerintah Malaysia. "Kita siap menghadapi kemungkinan terburuk," ujarnya saat dikonfirmasi.

Dia menjelaskan, pengiriman 1.500 sukarelawan bersenjata bambu runcing itu dilakukan secara bergelombang. Dananya didapat secara swadaya.

Ketika ditanya bukanlah lebih terpuji mengirimkan relawan ke lokasi gempa Sumbar dibanding ke Malaysia, Mustar berkilah,"Loh, semua orang sudah turun ke sana. Itu sudah menjadi tugas pemerintah. Masa semua harus berbondong-bondong ke sana. Jangan dipaksa semua masyarakat ke sana. Ada pembagian tugas. Ini juga kan dukungan solidaritas." (rdf/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads