Munas Golkar Pekanbaru, Perang Akbar Vs JK Jilid II

Munas Golkar Pekanbaru, Perang Akbar Vs JK Jilid II

- detikNews
Selasa, 06 Okt 2009 11:19 WIB
Pekanbaru - Meski baru dibuka semalam, Selasa (6/9/2009) suasana Munas VIII Partai Golkar di Hotel Labersa, Pekanbaru sudah sangat 'panas'. Masing-masing kubu sudah menyusun siasat untuk memenangkan kursi Golkar 1. Tak terkecuali para senior yang selama ini diketahui publik tidak satu aliran, Jusuf Kalla (JK) dan Akbar Tandjung.

Dua tokoh ini memang politisi sejati. Meski berseberangan dalam orientasi politik, namun dalam beberapa acara formal keduanya memperlihatkan kemesraan dan keakraban.

Setelah Munas di Bali lima tahun lalu, kali ini keduanya bertemu dan bertempur lagi di Munas VIII Pekanbaru, meski sama-sama tidak mencari posisi ketua umum Golkar. Namun, kedua tokoh ini tentu punya calon yang didukung. Yang paling terlihat jelas adalah Akbar Tandjung. Mantan Ketua DPR ini, tanpa tedeng aing-aling mendukung Aburizal Bakrie alias Ical.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika dalam Munas  Bali, Akbar ingin menjadikan Golkar sebagai oposisi, di Munas Pekanbaru yang terjadi sebaliknya. Dalam Munas Pekanbaru, justru JK- lah yang menginginkan Golkar beroposisi sebagai pengontrol pemerintah. Sementara Akbar memperlihatkan sinyal dukungan kepada pemerintah.

Keduanya pun saling terlibat perang statemen terbuka soal pilihan sikap itu. Hal itu diperarah dengan posisi keduanya yang terlihat berbeda secara diametral. Akbar terang-terangan berada di belakang Ical, sementara JK, meskipun belum deklarasi secara terbuka, ada tanda-tanda berdiri di belakang Surya Paloh.

Salah satu indikasi posisi JK bersama Paloh adalah dalam sambutannya saat membuka Munas, satu-satunya calon yang dia sebut dalam salam penghormatan hanyalah Paloh, yang disebut sebagai ketua Dewan Penasihat Golkar. Sementara Ical sebagai anggota dewan penasihat dan calon ketua umum serta calon-calon lain tidak disebut JK.

Dalam sambutannya pun, JK secara terang-terangan mengkritik keinginan sejumlah pihak yang ingin membawa Golkar berada dibawah 'ketiak' pemerintah. JK pun meminta seluruh peserta Munas tidak menjadikan Golkar sebagai partai 'murahan' yang meminta-minta kekuasaan.

Kontan saja pernyataan JK ini membuat panas telinga kubu Ical yang di belakangnya berjajar tokoh-tokoh nasional di bawah komando Triple A (Agung Laksono, Aburizal Bakrie, dan Akbar Tandjung). Pidato JK pun dituding tendensius dan tak netral lagi. JK dituding tak pantas lagi menyandang sebagai negarawan dan tokoh besar Golkar karena sudah dianggap berpihak saat dia harus mengayomi.

"Kalau mau berpihak, harusnya jangan sekarang ngomongnya. Nanti setelah
demisioner. Tidak menjabat sebagai ketua umum lagi, baru oke. Kalau sekarang apalagi pidato sebagai Ketua Umum, Pak JK harusnya berposisi netral dulu," kata Kubu Ical yang tak mau disebut namanya.

Sementara Akbar secara terang-terangan menuding JK tidak konsisten dalam sikap politiknya. Akbar pun mengungkit Munas Bali, karena JK-lah yang membawa Pohon Beringin menjadi bagian dari pemerintah. Tetapi saat ini justru JK yang mengajak Golkar berada di luar kekuasaan karena kalah pemilu.

Perseteruan keduanya mulai terlihat terbuka saat penentuan pimpinan sidang. JK ingin menunjuk atas kapasitasnya sebagai pimpinan DPP Golkar. Kubu Ical yang merasa bahwa pimpinan sidang merupakan pintu masuk pertarungan dalam penentuan tata tertib pemilihan merasa tidak seharusnya JK melakukan itu. Kubu Ical pun tak mau mengikuti arahan JK dan 'membangkang' diajak rapat JK semalam.

Meski pertarungan lapangannya terjadi antara Tim Ical dan Tim Paloh, pada level seniornya, pertarungan antara JK dan Akbar teras masih sangat mendominasi permainan Munas Golkar di Riau ini. Biasanya, kubu yang didukung pemerintah yang akan keluar sebagai pemenang dalam situasi seperti sekarang ini.

Kalau dilihat dari sikap politiknya, jelas Ical adalah calon yang akan disukai oleh pemerintah karena akan bersedia bekerjas ama dengan pemerintah jika dia menang. Sementara Paloh secara terang-terangan akan membawa Golkar di jalur oposisi jika menang. Siapakah yang dipilih oleh kader Golkar? Tunggu tanggal 8 Oktober, saat pemilihan ketua umum.
(yid/asy)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads