PPI Bangga Membalut Swedia dengan Batik Indonesia

Hari Batik

PPI Bangga Membalut Swedia dengan Batik Indonesia

- detikNews
Jumat, 02 Okt 2009 22:12 WIB
Stockholm - Mahasiswa Indonesia di Swedia menyambut seruan presiden agar serentak mengenakan batik hari ini. Hasilnya, tangkapan optik di seluruh Swedia tak bisa lepas dari busana batik!

Hari ini ribuan pasang mata masyarakat Swedia dan warga internasional di negeri Skandinavia itu menyaksikan sesuatu yang berbeda, yakni warna-warni indah batik Indonesia di tengah cuaca yang mulai muram di musim gugur.

Di mana-mana ada batik. Dari kota LuleΓ₯ di utara, Lund di ujung Selatan, GΓΆteborg di barat, sampai ibukota Stockholm di pantai timur. Selain itu juga di kota-kota lainnya tempat mahasiswa Indonesia belajar, antara lain Dalarna, GΓ€vle, Γ–rebro, Karlstad, NorrkΓΆping, LinkΓΆping, dan UmeΓ₯.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aksi ini diinisiasi oleh Ketua Umum PPI Swedia Dedy Sushandoyo, menyusul seruan presiden agar bangsa Indonesia memakai busana batik pada hari ini, setelah Unesco menetapkan bahwa batik sebagai warisan dunia.

"Ketua PPI mengeluarkan seruan melalui email agar teman-teman mengenakan batik dan menyosialisaikan batik kepada mahasiswa internasional lainnya di kampus masing-masing," tutur Juliana Harsianti, mahasiswa pascasarjana bidang Global Journalism, Γ–rebro University, kepada detikcom sore ini waktu Eropa Tengah.

Seruan ini segera bersambut. Bahkan ada yang mengemasnya dengan menonjolkan keunikan daerah dan tema masing-masing. Mahasiswa Indonesia di LuleΓ₯ University of Technology mengambil tema 'Berbatik di Kutub Utara'. Sementara di Stockholm diangkat tema 'Mendobrak pola pikir bahwa batik hanya untuk acara formal dan resmi.'

Mahasiswa Indonesia di LinkΓΆping University tidak kalah heboh. Mereka dengan antusias berangkat ke kampus pagi hari dengan mengenakan batik, sekalipun saat itu udara di luar menunjukkan angka sekitar 2Β° Celsius.

Menurut Juliana, aksi ini sukses karena mahasiswa Indonesia di Swedia hampir semuanya membawa batik sebagai salah satu bawaan wajib, selain tentu saja perlengkapan musim dingin. Beberapa dari mereka bahkan pernah memakai batik ketika kuliah atau presentasi di depan mahasiswa lain yang berasal dari berbagai negara.

"Banyak pujian mahasiswa dari negara lain, karena warna dan motif batik yang unik. Semoga ini menjadi langkah awal agar batik makin mendunia," demikian Juliana. (es/es)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads