Hal itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Australia Stephen Smith, dalam pernyataannya perihal keadaan darurat, Jumat (2/10/2009).
"Saya sangat prihatin ketika dinyatakan kemungkinan adanya 100 warga Australia yang keberadaannya hingga kini tidak bisa diketahui," kata Smith seperti dilansir AFP.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini kita tidak memiliki bukti apa pun yang dapat menunjukkan apakah ada warga Australia yang terluka atau pun tewas. Tapi kami sangat khawatir saat memastikan dan menyusuri keberadaan warga Australia yang saat itu berada di lokasi," tuturnya.
Smith mengatakan Indonesia memiliki cukup pengalaman dalam menghadapi "bencana kemanusiaan" yang besar. Namun, Smith menyatakan pemerintah Australia tetap akan mengirimkan 44 petugas penyelamat dan 10 ahli penaksiran dari militer untuk membantu operasi penyelamatan korban. Rencananya mereka akan dikirim ke Indonesia pada Jumat ini.
Smith menambahkan bantuan darurat bagi para korban berupa tenda, terpal, jaring antinyamuk, dan obat penjernih air minum telah disalurkan.
"Saya pikir ini merefleksikan seberapa besar skala bencana kali ini dan adanya fakta yang sangat jelas... bahwa dengan besarnya bencana yang terjadi, tidak ada satu negara pun yang mampu menghadapinya sendirian," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Pertahanan Angkatan Udara Australia Angus Houston mengatakan, kapal angkatan laut dan helikopter Sea King yang rencananya akan dikirimkan dari Sydney ke Padang saat ini masih dalam perjalanan. Pengiriman dimaksudkan untuk membantu penyaluran bantuan di wilayah-wilayah terpencil yang susah dijangkau.
(nvc/nrl)