Salah satu anggota Subsidiary Body adalah Meksiko, selain Turki, Estonia, Kenya, Korsel dan Uni Emirat Arab. Perwakilan Indonesia di negeri itu pun mendekati pejabat setempat. Cerita menarik ketika Dubes RI di Meksiko, Dr Andung A Nitimihardja beserta staf akan mengadakan pertemuan dengan Direktur Jenderal Kebudayaan Popular Conaculta, Ms Maria Antoineta Gallart Nocetti dan Direktur Cultural Heritage INAH, Dr Lopez Morales Fransisco di gedung CONACULTA tanggal 27 April 2009.
Nugraha Purniawan, Pejabat Fungsi Pensosbud KBRI Meksiko,Β menceritakan, saat itu di Meksiko sedang merebak swine flu sehingga pemerintah Meksiko mengimbau warganya untuk mengurangi kegiatan di luar rumah. Namun hal tersebut tidak mengurangi tekat KBRI Meksiko untuk menggalang dukungan terhadap masuknya batik dalam daftar UNESCO.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun mengingat tidak adanya kesempatan lain karena Dirjen Nocettiharus segera berangkat ke Paris dalam rangka pertemuan persiapan, ide pun timbul untuk memanfaatkan tempat yang memungkinkan di luar gedung. Satu-satunya tempat yang ada di sekitar gedung tersebut adalah sebuah kafetaria kecil. Jadilah pertemuan yang seharusnya berlangsung di lantai 12 gedung Conaculta digelar di kafe tersebut dengan fasilitas seadanya.
"Alhamdullilah pendekatan berjalan lancar dan pihak Meksiko pun dapat memahami bahwa batik adalah warisan budaya Indonesia dan berjanji akan membantu pada waktu pembahasan di dalam sidang komite," tulis Nugraha lewat surat elektronik.
(nrl/iy)