"Anak saya hilang hari Minggu (27/9/2009) sekitar pukul 16.00 WIB. Saya dikabari koordinatornya," ujar Rohmawati, ibunda Heru dalam perbincangan dengan detikcom, Selasa (29/9/2009).
Menurut Rohmawati, sesampainya di Bandara Soekarno-Hatta, Heru sempat mengangkat koper ke bus yang akan membawanya beserta 14 rombongan lainnya ke kampus IPDN di Jatinangor. Namun setelah itu tidak ada yang mengetahui keberadaan Heru.
"Apakah ketinggalan atau diculik saya nggak ngerti. Karena ada koordinatornya. Saya resah," keluh Rohmawati.
Rohmawati mempertanyakan alasan koordinator pembawa calon praja IPDN yang tidak melapor ke kepolisian Bandara Soekarno Hatta. Setelah Heru tidak ketemu setelah dicari, sang koordinator dan rombongan langsung berangkat ke Jatinangor sekitar pukul 17.30 WIB.
Keluarga Heru di Lombok Tengah telah melapor ke pihak kepolisian di Bandara di Lombok dan hingga kini belum ada hasil. Laporan ke IPDN juga telah disampaikan keluarga. Namun IPDN belum bereaksi atas laporan keluarga Heru.
Ciri-ciri Heru, lanjut Rohmawati, rambut lurus potongan pendek, hidung mancung, tinggi 163 cm, umur 18 tahun (19 Maret 1991), kulit putih, gigi rapih, dan terakhir kali mengenakan kemeja putih serta celana hitam.
"Terakhir Heru juga bawa ponsel tapi ponselnya nggak aktif jika dihubungi. Dia juga nggak hubungi nomor kami, padahal dia hafal nomor ibu, bapak serta kakaknya," tutur dia.
Untuk memastikan keberadaan anaknya, Rohmawati mengaku akan melapor ke Kesatuan Pelaksanaan Pengamanan Pelabuhan (KP3) di Bandara Lombok.
(nik/iy)