Badai besar membuat kedua boat tersebut terpaksa terpaksa sandar di Pulau Lilik, Jumat (18/9/2009) sore. Keputusan untuk lempar sauh di Pulau Lilik akhirnya ditempuh setelah kedua kapal pembawa logistik sumbangan PT Anugrah Langkat Makmur tersebut terombang-ambing selama 25 jam di tengah laut, sejak Kamis (16/9/2009) sore.
Idrus Junaidi, selaku kordinator pengiriman bantuan menyatakan, jika kondisi cuaca tidak memungkinkan maka kemungkinan besar kapal akan balik ke Kota Sibolga. Mereka masih menunggu cuaca membaik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa jam setelah merapat di Pulau Lilik, tiga awak dan sejumlah reporter yang ikut kapal tersebut, dievakuasi dengan menggunakan perahu nelayan menuju Desa Batu Mudom, Kecamatan Muara Batang Gadis, Mandailing Natal.
Kedua kapal angkat sauh dari Tangkahan Rakyat, Kota Sibolga, sekitar 349 kilometer dari Medan, Kamis (16/9/2009) sekitar pukul 11 siang. Rencananya kapal pembawa bantuan logistik itu dijadwalkan tiba di Singkuang, Aek Batang Gadis, Mandailing Natal, Kamis (16/2009) sore sekitar pukul 17.00 WIB atau sekitar tujuh jam perjalanan laut. Namun akibat terhadang badai, kapal terpaksa sandar di Pantai Lilik guna menghindai badai.
Rencananya, logistik berupa mie instant, minyak goreng, roti kering, beras dan air mineral akan disuplay kepada korban banjir bandang yang berada di Desa Pondok Rambe dan Rantau Panjang. Seperti diberitakan, banjir bandang yang melanda enam desa di Kecamatan Muara Batang Gadis, Mandailing Natal terjadi pada Selasa (15/9/2009). Jumlah korban tewas yang sudah teridentifikasi sebanyak 11 orang. Pendistribusian bantuan terkendala sarana transportasi yang terputus karena bencana itu.
(rul/rdf)