"Hari ini ada titik balik dalam sejarah. Hari ini adalah hari terjadinya perubahan drastis pada struktur pemerintahan dan politik. Kita akan terus bersatu dan selalu memikirkan rakyat," ujar Hatoyama di hadapan anggota parlemen Jepang seperti dilansir AFP, Rabu (16/9/2009).
Setelah PM Taro Aso mengundurkan diri pagi tadi waktu setempat, berarti Hatoyama yang partainya memenangi pemilu 30 Agustus lalu resmi menggantikannya. Hal ini disebut-sebut menjadi awal dari era baru dalam pemerintahan Jepang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi tidak bisa dikatakan rakyat larut dalam euforia. Para pemilih sangat hebat, bisa melihat dengan teliti bahwa DPJ bisa menjalankan visi dan misinya. Rakyat kecewa dengan LDP, mereka juga penasaran dengan DPJ," imbuh Hidekazu.
Hatoyama telah berjanji akan melakukan perubahan dalam sistem politik, birokarsi, dan bisnis Jepang. Mulai dari meningkatkan kesejahteraan sosial tanpa menaikkan pajak, mengurangi emisi rumah kaca, hingga menetapkan kembali posisi Jepang di dunia internasional dengan lebih mendekatkan diri pada negara-negara tetangga di Asia.
"Saya bahagia bisa menciptakan sejarah, dan pada saat yang sama saya merasa memiliki tanggung jawab besar dalam menciptakan sejarah baru," kata Hatoyama.
Rakyat Jepang biasanya merupakan pemilih yang enggan mengambil resiko dengan adanya perubahan. Namun, karena jenuh dengan sistem politik yang stagnan dan krisis ekonomi yang terus melanda, kesempatan pun diberikan pada Hatoyama yang berasal dari partai oposisi, Partai Demokrat Jepang (DPJ). DPJ telah mengalahkan Partai Liberal Demokrat (LDP) pada pemilu 30 Agustus lalu.
Aso sendiri mengaku telah bekerja sebaik-baiknya untuk Jepang. Dia menyayangkan masa jabatannya yang hanya berlangsung selama 1 tahun.
"Saya telah melakukan yang terbaik untuk Jepang dalam periode yang singkat...Tapi sayang sekali, saya terdepak keluar di tengah jalan," kata Aso dalam pidato perpisahannya.
(nvc/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini