"Lagu itu bukan punya kita, kali ini Malaysia nggak bisa disalahkan," kata pengamat musik senior Remy Silado saat berbincang dengan detikcom, Senin (31/8/2009).
Menurut Remy, lagu ciptaan Béranger yang awalnya berbahasa Prancis itu disadur dalam bahasa Indonesia dengan judul 'Terang Bulan'. Lagu itu, kemudian sangat populer sehingga menjadi 'lagu rakyat'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Remy mengatakan, jika ada orang yang mengaku-ngaku sebagai ahli waris pencipta pastilah berbohong. "Nggak mungkin itu ciptaan Syamsul Bachri, orang lagu itu sudah ada sejak abad 19," ujarnya.
Lalu menurut Remy, lagu tersebut diminta Malaysia untuk dijadikan lagu kebangsaan pada tahun 1957. Diminta dengan royalti tertentu? "Enggak, ya diminta saja wong penciptanya sudah meninggal," ujar Remy.
Namun Remy tidak menjelaskan kepada siapa Malaysia meminta lagu tersebut. Termasuk juga bagaimana proses peralihan lagu tersebut berlangsung.
Remy hanya mengimbau agar pihak yang mengaku-aku sebagai ahli waris dari pencipta lagu tersebut sebaiknya berhati-hati dalam bertindak. "Katanya kan mau menuntut segala macam, itu malu-maluin. Orang bukan punya kita," kata Remy.
Sebelumnya, anak Syamsul Bachri, Aden Bachri mengklaim, lagu terang bulan adalah karya ayahnya. Saat ini, Aden tengah berusaha mengumpulkan bukti-bukti yang dapat mendukung pernyataannya itu.
(ken/djo)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini