Informasi yang didapatkan detikcom, Rabu (12/8/2009), SJ datang ke Candraloka sekitar akhir 2007 lalu. Dia datang bersama istrinya yang mengenakan cadar dan anaknya yang masih kecil.
Di Candraloka, dia mengontrak sebuah rumah di RT 3 RW 10. SJ yang berperawakan cukup tinggi dengan wajah berhias jenggot itu memang melapor ke pengurus RT. Namun, dia tidak menyerahkan KTP-nya, seperti yang dilakukan pengontrak lain di perumahan itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena hanya berbekal KK itulah, Saifuddin tidak mendapat izin dari Ketua RT setempat saat berkeinginan membuat KTP. Permintaan KTP Saifuddin tidak ditanggapi Ketua RT karena pembuatan KTP harus ada surat pindah dan menyerahkan KTP lamanya.
Namun, ternyata Saifuddin bisa mendapat KTP dari daerah lain. "Dia membuat KTP, tapi bukan dari daerah sini. Tidak tahu daerah mana yang mengeluarkan KTP buat dia," ujar seorang warga yang pernah dekat dengan Saifuddin.
Seiring dipastikannya Dani Dwi Permana sebagai pelaku bom bunuh diri di Marriott, banyak warga yang menghujat Saifuddin. Dulu Saifuddin dipuja, saat ini dibenci. "Semoga Saifuddin dikutuk dan mendapat balasan dari Allah SWT," kata seorang warga.
Selama dinobatkan menjadi ustad dan imam di Masjid As Surur, Saifuddin memang mendekati Dani dan remaja-remaja lain di perumahan itu. Pernah suatu saat, Saifuddin mengajak Dani dan dua remaja lain ke Bandung untuk mengikuti pengajian. Saat pengajian itulah, Saifuddin dan kelompoknya memberikan doktrin dan pencucian otak terhadap Dani dan kawan-kawan.
Dani yang selama ini dikenal sebagai remaja yang aktif di kegiatan sosial masyarakat tiba-tiba berubah beberapa bulan terakhir. Sampai akhirnya dia kemudian menghilang dari Perumahan Telaga Kahuripan sejak dua bulan lalu.
SJ saat ini masih diburu oleh polisi. Masih ada sekitar 5 teroris yang sedang diburu polisi, termasuk Noordin M Top.
(asy/gah)