"Sekarang wayang sudah menjadi warisan kuno. Kami memilih mal untuk menarik minat generasi muda agar mereka mendalami budaya," ujar salah satu panitia acara, Dewi, kepada detikcom, di Cilandak Town Square, Jakarta Selatan, Kamis(30/7/2009).
Yayasan Lontar dan Putrowijoyo Parwo, bekerjasama dengan Center for Development Studies (CIDES) serta Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) DKI Jakarta malam ini mengadakan pagelaran wayang kulit The Bima Series dengan cerita Bale Segolo-segolo di Pusat Perbelanjaan Cilandak Town Square, Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kesan seni wayang yang identik dengan jaman kuno maka bisa berubah dengan menghadirkan wayang kulit di mall.Kita mengharapkan para generasi muda bisa memahami falsafah, nilai nilai luhur serta tuntunanyang ada dalam acara wayang tersebut," ujar Ki Rohmad.
Menurut pria yang juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif CIDES setiap tokoh menggambarkan suatu karakter dalam kehidupan manusia dengan rangkaian cerita yang penuh falsafah hidup dan nilai luhur.
"Wayang kulit sarat dengan kearifan budaya.Bersama dengan agama, kearifan budaya merupakan sarana perangkat bangsa dallam rangka kesatuan Republik Indonesia," imbuhnya.
Pantauan detikcom puluhan penonton sedang asik menonton sajian cerita yang disuguhkan. Riuh suara gamelan terdengar menggelegar menarik perhatian setiap pengunjung yang lewat.
(mpr/mok)