Informasi yang dikumpulkan, Rabu (29/7/2009), nama-nama yang dikantungi polisi merupakan nama-nama baru dalam jaringan terorisme. Salah satu nama yang terendus adalah Ibrohim. Dia diduga masuk ke dalam rekrutan Noordin pada 2007. Ibrohim disebut-sebut masuk kelompok Noordin dengan jaringan Jawa Barat, yang bergerak melalui sel Bogor.
Hasil reka ulang juga menunjukan adanya orang lain yang berada di kamar itu. Disebut-sebut orang lain itu yang membantu perangkaian bom. "Semua nama-nama sudah dikantungi," terang sumber di kepolisian yang enggan disebutkan namanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tim bergerak, menyisir ke semua titik, utamanya di perkotaan," ujar sumber itu.
Bukti lainnya para pelaku pemain baru, yakni 2 kepala yang ditemukan di lokasi bom baik di Marriott dan Ritz-Carlton tidak kunjung dikenali. Bahkan polisi sampai membuat hotline pengumuman bila ada anggota keluarga yang hilang. Meski sempat beredar kabar bila pelaku diduga WNA, berasal dari Malaysia atau Filipina. Tapi sayangnya sumber resmi kepolisian belum bisa memberikan komentar perihal ini.
Namun nada optimistis mengenai pengungkapan kasus ini datang dari Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri. Dia menyatakan penyidik masih terus bekerja. Kemajuan demi kemajuan terus dicapai.
"Doakan saja anak-anak sedang bekerja. Perkembangan demi perkembangan Insya Allah ada kemajuan," pintanya.
Dikatakan dia, polisi juga masih menyelidiki kaitan bom tersebut dengan jaringan Noordin M Top. "Untuk jaringan masih dalam proses. Insya Allah doakan saja bisa selesai," pungkasnya.
(ndr/iy)