Mantan investigator bom Bali Hermawan Sulistyo menduga ada 3 kemungkinan yang menyebabkan bom di kamar 1808 tidak meledak. Pertama, karena alasan teknis terkait remote bom.
"Ada 3 kemungkinan, yang paling masuk akal, itu akan diledakkan dengan remote tapi kemudian kenapa tidak meledak sekaligus karena remote susah, karena ada beton, frekuensi remotenya tidak sampai," jelas Kiki, panggilan akrab Hermawan, saat dihubungi detikcom melalui telepon, Kamis (23/7/2009).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Polisi menemukan bom masih aktif di kamar 1808 yang diduga disewa para pengebom. Bom itu ditaruh di dalam tas laptop, dan digeletakkan di meja di sisi ranjang. Rangkaian bom diletakkan di dalam kotak makanan dari plastik dibungkus di dalam bungkus warna hijau yang kemudian dimasukkan dalam tas laptop yang sudah diisi dengan ratusan baut.
Mungkinkah bom ini sengaja ditinggalkan sebagai pesan? "Tidak mungkin mereka meninggalkan pesan, kelompok seperti ini tidak ada pesan," jelasnya.
Dari bom yang ditemukan, saat ini tim forensik masih menelaah unsur-unsur baru. "Masih diselidiki apa booster dari jenis bom ini. Kalau yang dulu kan ada TNT dan bensin, kalau yang sekarang ini boosternya masih dianalisa. Bom yang sekarang juga lebih sederhana dan rumit," jelasnya.
Belum lagi dari bom yang ditemukan, sistem sirkuitnya berbeda dan ada unsur baru di dalam, yang digunakan sekarang ini dan belum diketahui jenisnya.
"Untuk diketahui saja ada sekitar 400 di kalangan mereka yang masih memiliki kemampuan. Belajar membuat bom ini kan mudah, mungkin hanya butuh waktu 1 bulan. Yang penting harus diawasi penjualan bahan kimia di toko harus diperketat," tutupnya.
(ndr/iy)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini