Misteri Tulisan Arab, Kaos Ritz, dan Gambar Gedung Tinggi di Rumah Ibrahim

Misteri Tulisan Arab, Kaos Ritz, dan Gambar Gedung Tinggi di Rumah Ibrahim

- detikNews
Rabu, 22 Jul 2009 17:31 WIB
Jakarta - Rumah kusam berlantai dua yang sarat sarang laba-laba itu mendadak ramai, Rabu (22/7/2009). Rumah di Jalan Cililitan Kecil, Jakarta Timur itu pernah ditinggali Ibrahim, seorang florits di Hotel The Ritz-Carlton. Keberadaan Ibrahim hingga kini masih misterius, sama misteriusnya dengan tulisan Arab, kaos Ritz, dan gambar gedung bertingkat di bekas rumahnya itu.

Puluhan wartawan dan juga warga memasuki rumah yang atapnya sudah jebol di sana-sini. Rumah bercat putih itu sudah tak terawat, dipenuhi sampah dan barang yang terletak tak beraturan. Menurut warga setempat, rumah ini memang sudah tidak ditempati oleh pemiliknya sejak 2007, meski sebenarnya masih ada barang yang layak dipakai, seperti kursi tamu ukir berwarna merah.

Ibrahim dan keluarganya tinggal di rumah ini sejak lama, sekitar 20 tahun lalu. Setelah ayahnya meninggal dunia pada 2006, Ibrahim dan istri dan juga kakaknya tetap tinggal di situ. Sampai pada akhirnya, banjir 2007 menggenangi kawasan itu, termasuk rumah keluarga Ibrahim yang terletak di gang sempit itu. Sejak itu, Ibrahim dan keluarga pun pindah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Warga setempat tidak tahu ke mana Ibrahim dan keluarga pindah, karena mereka tidak pernah cerita kepada warga. Yang jelas, tak satu pun anggota keluarganya tinggal di situ lagi. Pernah suatu waktu, ada kakak Ibrahim datang dan berniat menjual rumah dan tanah itu. Namun, hingga kini, rumah itu belum terjual. Sejumlah barang yang ada di rumah itu, diangkut sedikit demi sedikit dan barang-barang lainnya dibiarkan terbengkalai begitu saja.

Begitu Ibrahim disebut-sebit hilang akibat bom di Marriott dan Ritz-Carlton 17 Juli 2009 lalu, warga pun ingat kembali tentang Ibrahim. Apalagi di sejumlah media massa disebut-sebut bahwa Ibrahim yang hilang misterius itu adalah florist di Ritz-Carlton. Warga semakin yakin bahwa Ibrahim yang dimaksud adalah Ibrahim yang pernah lama tinggal di Cililitan Kecil itu.

Kabar cepat berhembus, sehingga puluhan wartawan datang. Rumah pun jadi perhatian. Wartawan dan sejumlah warga yang selama ini tidak pernah masuk ke dalam rumah, kini mencoba melihat-lihat isi rumah yang sudah porak-poranda itu. Dan hasilnya, ada beberapa yang menarik dan sekaligus menjadi misteri.

Di sebuah ruang lantai dua, diperkirakan sebagai ruang tengah atau musala, terdapat tulisan Arab di dua dinding. Di satu dinding, tulisan itu menggunakan seni kaligrafi, ditulis dengan menggunakan cat hijau. Tulisan itu bertuliskan: "Nawwiruu buyutakum bissalati wa qiraatil quran". Diduga kalimat itu berarti 'Sinarilah rumahmu dengan mendirikan salat dan membaca AlQuran'.

Di dinding seberangnya, ada juga tulisan kaligrafi Arab berwarna hitam. Namun, tulisan ini bukan tulisan cat langsung, tapi ditulis di atas triplek dan ditempel di dinding. Tulisan Arab itu berbunyi, "Allahu ghoyatuna, Al Quranu dusturuna, Arrasulu qudwatuna, Al Jihadu Sabiluna, dan Al Mautu fi Sabilillahi asma amaniina." Arti dari kalimat ini "Allah tujuan kami, Al Quran petunjuk kami, Rasul teladan kami, jihad adalah jalan kami, dan mati di jalan Allah cita-cita kami".

Dua kalimat bahasa Arab itu sebenarnya hal biasa bagi orang-orang yang pernah menjadi siswa pesantren. Namun, terkadang kalimat itu menjadi sensitif dan diartikan salah bagi banyak orang, karena ada istilah 'jihad'. Di berbagai pesantren, terutama kalimat bahasa Arab yang diawali 'Allahu ghoyatuna' sangat umum terdengar untuk memacu santri dalam beribadah dan belajar. Meski semboyan itu juga sering muncul di buku-buku para pejuang dan pergerakan Islam, termasuk perjuangan Ikhwanul Muslimin di negeri Mesir.

Tapi, apakah tulisan Arab itu memang sejak dulu tertulis dan tertempel di dinding itu? Apakah ada orang yang memasang tulisan itu baru-baru ini untuk memojokkan Ibrahim? Ini yang belum dipastikan. Namun, dilihat dari dinding ruangan itu, tulisan itu sudah dipasang lama. Dan bila dipasang dari dulu, karena Ibrahim dan keluarganya dikenal sebagai warga yang taat beribadah, hal itu ada adalah sesuatu yang wajar.

Selain tulisan bahasa Arab itu, yang cukup mengejutkan ada kaos warna putih bertuliskan 'Ritz-Carlton' yang digantung di bawah kalimat bahasa Arab itu. Sedang di bawah kaos itu, terdapat gambar gedung bertingkat yang dilengkapi dengan coret-coret tak jelas menggunakan pensil di dekat gedung bertingkat itu.

Apakah ada maksud tertentu dari gambar itu? Apa kaitannya dengan ledakan bom di Marriott dan Ritz-Carlton? Yang jelas, hasil tes DNA, Ibrahim bukan pelaku bom. Jenazah-jenazah korban tewas yang ada di RS Polri juga tidak ada yang beridentitas Ibrahim. Ke mana Ibrahim? Masih misterius. (asy/iy)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads