Sumber detikcom, Selasa (21/7/2009), mengatakan, setelah diselidiki polisi, tak ada kamar di Hotel Ritz Carlton yang disewa pelaku. Polisi hanya menemukan bukti-bukti bahan peledak dan pernak-perniknya di kamar 1808 hotel JW Marriott.
Di kamar 1808 itulah, sedikitnya dua pelaku merakit empat bom. Satu bom diledakkan di ruang JW Lounge hotel Marriott, satu bom diledakkan di Restoran Erlangga Hotel Ritz-Carlton, satu bom belum meledak ditemukan di Plaza Mutiara, dan satu bom lainnya masih tersimpan di kamar 1808.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan pelaku lainnya, yang diduga berinisial N, keluar dari kamar 1808 sekitar 10 menit sesudahnya. Dengan berjas hitam, bertopi, membawa tas punggung yang dibawa di bagian dadanya dan menyeret travel bag, pria dengan postur tubuh tinggi cukup tingi itu kemudian menuju lobi hotel JW Marriott.
Setelah turun dari lift, pelaku kemudian menuju JW Lounge yang saat itu sedang digelar pertemuan para pengusaha minyak dan gas (Migas). Menjelang masuk ke JW Lounge, petugas keamanan sempat menghentikan langkah pelaku. Pelaku sempat ditanya ada keperluan apa ingin masuk ke JW Lounge.
Namun, dengan meyakinkan pelaku mengaku akan mengantarkan pesanan dokumen kepada bosnya yang sedang mengikuti rapat. Setelah masuk ke JW Lounge, pelaku meledakkan bomnya pada pukul 07.45 WIB, Jumat (17/7/2009). Ledakan menggelegar menghancurkan JW Lounge, lobby hotel JW Marriott dan Restoran Sailendra.
Ledakan di JW Lounge itu mengakibatkan banyak peserta CEO Meeting itu menjadi korban. Timothy D Mackay (Presdir Holcim), Garth McEvoy (Commercial Manager PT Thiess Contractors Indonesia), Nathan Verity (pemilik Verity Human Resources and Recruitment), dan Craig Senger (Atase Perdagangan Australia) tewas. Sejumlah pengusaha, terutama warga asing, juga mengalami luka serius.
Sedangkan pelaku di hotel Ritz-Carlton yang sukses melalui terowongan bawah tanah kemudian masuk ke lobby hotel. Dengan tergesa-gesa, pelaku kemudian masuk ke Restoran Erlangga. Dia sempat ditanya oleh pelayan restoran hotel di kamar berapa dia tinggal. "Dia menyebut kamar 2701, padahal hotel Ritz hanya ada 26 lantai. Jadi, kamar itu tidak ada," kata sumber.
Namun, karena pelaku itu mengaku hanya menunggu tamu, akhirnya pelaku tetap bisa berada di dalam restoran duduk di salah satu tempat. Dia sempat memesan teh panas. Begitu terdengar ledakan bom di Hotel Marriott, beberapa menit kemudian pelaku yang duduk di Restoran Erlangga itu juga meledakkan bomnya pada pukul 07.47 WIB.
Menurut sumber tersebut, dipastikan dua pelaku bom bunuh diri itu adalah pria yang bersama-sama menginap di kamar 1808 di Hotel JW Marriott. Pelaku bom di Marriott diduga pria berinisial N, sedangkan pelaku bom di Ritz-Carlton belum diketahui identitasnya. Potongan kepala pelaku bom di Ritz-Carlton rusak, sehingga sulit diidentifikasi.
(asy/asy)