"Berbeda dengan keramik campuran pasir yang pecah pada suhu tersebut. Kualitasnya pun lebih bagus," kata Syam di sela-sela Anugrah 10 Pandu Andalan Nusantara (PANDU) di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa, (14/7/2009).
Tantangan merubah kotoran sapi menjadi 'pasir' adalah menghilangkan gatal dan bau tinja. Guna menaklukan tantangan ini, dia butuh waktu 1 tahun lebih sejak 2006 lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya terinspirasi sapi, dia kan makan rumput yang mengandung serat. Nah logikanya kotoran juga mengandung serat yang bisa membuat gerabah," ujar mahasiswa Fakultas Pertanian UGM tersebut.
Dalam mewujudkan idenya, dia mengumpulkan dana dan berbagai lomba karya ilmiah yang diadakan kampusnya. Dari hadiah Rp 1-3,5 juta. Pernah pula ia mengalami putus asa yang mendalam karena gagal dalam sebuah ajang adu kreatif ilmiah.
Tapi usaha gigihnya kini menghasilkan sesuatu yang telah menaklukan mahasiswa dari penjuru dunia di Universitas Barkeley California beberapa pekan lalu.
"Sekarang saya telah membuat 40 inovasi lainnya. Salah satunya bekatul menjadi bahan baku brownies. kenapa harus gandum? kan harus impor tuh," bebernya.
(asp/mok)











































