Amnesty International: Polri Sering Minta Uang Sogokan dari Tahanan

Jakarta - Organisasi HAM Amnesty International menyebut aparat kepolisian Indonesia (Polri) kerap melakukan penyiksaan terhadap tahanan. Dikatakan pula bahwa upaya reformasi pemerintah RI telah gagal untuk menghentikan kekerasan itu.

Demikian disampaikan Amnesty International dalam laporan baru berjudul: Unfinished Business: Police Accountability In Indonesia. Dalam laporannya, disebutkan bahwa polisi Indonesia biasanya bersikap brutal pada para pecandu narkoba dan kaum wanita, khususnya pekerja seks.Dikatakan pula bahwa Polri kerap meminta uang sogokan dari para tahanan jika ingin mendapatkan perlakuan yang lebih baik atau hukuman yang lebih ringan."Laporan Amnesty International menunjukkan betapa meluasnya budaya penyiksaan di kalangan polisi Indonesia," kata wakil direktur Amnesty International untuk Asia Pasifik, Donna Guest, seperti dilansir kantor berita AFP , Rabu (24/6/2009).

"Peran utama polisi adalah menerapkan hukum dan melindungi hak-hak asasi manusia, namun sering kali banyak perwira polisi yang bersikap seakan mereka berada di atas hukum," ujarnya.

Laporan tersebut didasarkan pada wawancara dengan sejumlah korban kekerasan dan lainnya, termasuk pengacara, polisi dan kelompok-kelompok HAM di Indonesia selama dua tahun.

"Saat pemerintah Indonesia dan figur-figur senior kepolisian telah membuat komitmen untuk meningkatkan kepercayaan antara polisi dan masyarakat, pesan itu tidak disampaikan dalam langkah-langkah praktis," tutur Guest.

Sebelumnya kelompok HAM internasional lainnya, Human Rights Watch juga telah membuat laporan mengenai kekerasan terhadap para tahanan di Indonesia. Dalam laporannya 5 Juni lalu, lembaga HAM yang berbasis di Amerika Serikat itu menyebutkan, penyiksaan dan kekerasan terhadap para tahanan di Provinsi Papua sangat merajalela dan harus diselidiki. (ita/iy)