Menurut penuturan Cahyadi, putra H Burhan, pemilik rumah bingung, beberapa kios yang dibangun di sekitar rumah tersebut sudah laku. "Sudah ada yang menyewa, beberapa orang," ujar Cahyadi kepada detikcom, Selasa (23/6/2009).
Menurut Cahyadi, memang rumah yang awalnya hendak dijadikan sebagai tempat hunian tersebut akhirnya dialihfungsikan menjadi tempat usaha. Bahkan, menurutnya, sudah ada penyewa yang hendak menjadikannya studio foto. "Tiap hari banyak yang sekadar melihat-lihat," kata dia.
Dia mengatakan, harga sewa ruko yang dipatok per tahun yakni Rp 20 juta. Sementara untuk kamar-kamar yang hendak dijadikan kantor dipatok harga Rp 15-20 juta per tahun.
"Yang sudah dipesan 3 ruko," imbuhnya.
Katanya disewakan murah? "Itu sudah termasuk murah dibanding di tempat lain," imbuhnya.
Dia menjelaskan, yang disewakan murah, yakni Rp 250-300 ribu per bulan adalah kios-kois yang dibangun di pinggir jalan. "Nantinya akan dijadikan kayak model pusat jajanan," pungkasnya.
Rumah tersebut dijuluki sebagai rumah bingung lantaran sejak 1992 rumah tersebut telah direnovasi hingga 7 kali. Hingga akhirnya, rumah tersebut diajdikan sebagai tempat usaha.
(anw/nrl)